Sebagai seorang Muslim kita akan mampu mencermati bahwa mereka yang menentang RUU KK adalah budak Barat yang berpemikiran liberal, yang hendak menyingkirkan agama dalam urusan kehidupan dunia. Mereka berpendapat bahwa RUU KK dinilai memunculkan masalah dan tidak mencerminkan asas kesetaraan dan non-diskriminasi.
Selain itu, pihak kontra pun memandang bahwa RUU KK terlaku mencampuri urusan privat dengan mencantumkan kewajiban menggunakan norma agama dalam menjalani peran dalam keluarga (pasal 25). Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Anggara, menilai dengan mewajibkan menggunakan norma agama, RUU KK justru dianggap mengerdilkan bahkan menghilangkan peran agama. Opininya agama sepantasnya menjadi nilai sakral dan urusan spiritual dianggap ranah privat. Dia menganggap agama tidak bisa dijadikan materi perundangan. Sungguh, opini tersebut tersamar, seolah mengangungkan agama, tapi justru menjatuhkannya. Agama dipisahkan dari kehidupan bukan untuk menuntun kehidupan.
Yang lebih kentara lagi dari pihak yang kontra adalah kevokalan mereka dalam memojokkan syariah Islam. Bagi mereka yang berpandangan liberal, norma agama yang dibahas berulang kali dalam RUU KK berkonotasi nilai dan syariah Islam. Cibiran dan nyinyiran, mereka lontarkan terhadap syariah yang mereka unggah di akun media sosialnya.
Baca Juga:PSBB Bodebek Disetujui, Ridwan Kamil Koordinasi dengan Lima Kepala Daerah dan ForkopimdaHasil Rapid Test 1.774 ODP, Sebanyak 13 Warga Subang Dinyatakan Positif
Bahkan dalam artikel “Mengumpat Hajar dan Menghajar Maryam” seolah RUU KK ini berdalih jika diterapkan akan mengkriminalisasi kehidupan-kehidupan mulia Siti Hajar dan Maryam serta putranya, Nabi Isa karena dikategorikan keluarga rapuh jika mengikuti standar yang ditetapkan RUU KK. Mereka yang kontra begitu lihai mengotak-atik agama. Sampai banyak pihak yang dikelabuinya.
Islam, Landasan Ideal untuk Ketahanan Keluarga
Sebagai seorang Muslim, seorang hamba Allah Swt, yang diciptakan lemah terbatas, dan membutuhkan sosok Yang Mahaagung, sudah dapat bisa menyadari bahwa penolakan keras dari pihak pemikir liberal adalah upaya sistematis mereka untuk menyingkirkan nilai-nilai agama dalam aspek kehidupan. Bukan hanya berupaya menyingkirkan di aspek politik, ekonomi, tapi mereka pun menyelusup pada struktur interaksi masyarakat agar pemikiran Barat bercokol di sana. Oleh sebab itu, solusi menandingi mereka adalah kembalinya seorang Muslim pada ideologi Islam. Sebab Islam Allah turunkan bukan semata agama ritual, tetapi juga sebagai pandangan hidup yang ideal. Begitupun dalam menyokong ketahanan keluarga.