CIMAHI-Selain virus korona, warga Kota Cimahi juga harus mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebab selama tiga bulan pertama di 2020, hampir di setiap Puskesmas dilaporkan adanya kasus yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman mengatakan, dalam triwulan pertama ini tercatat ada 125 laporan kasus DBD di wilayahnya.
“Totalnya ada 125 kasus, laki-laki 55 orang, perempuan 70 orang. Kebanyakan yang terjangkit berusia antara 1-36 tahun,” katanya, Senin (13/4).
Dari 13 Puskesmas yang tersebar di tiap kecamatan, hanya Puskesmas Cipageran di Kecamatan Cimahi Utara yang dinyatakan tidak ada temuan kasus DBD selama periode Januari, Februari hingga Maret 2020.
Baca Juga:Bantuan Masyarakat Jabar untuk Penanggulangan COVID-19 Terus MengalirSiswa SD Kesulitan Belajar di Rumah
Diakuinya, jumlah kasus DBD di awal tahun ini tak sebanyak seperti awal tahun 2019 yang mencapai lebih dari 500 kasus pada periode yang sama. Romi juga menyatakan, hingga saat ini belum ada laporan warga meninggal akibat DBD. “Semenjak keluar anjuran stay at home, kami mengimbau masyarakat untuk menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang bertugas memberantas sarang nyamuk di rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Bukan hanya di dalam rumah, lanjut dia, pemberantasan sarang nyamuk juga harus dilakukan di halaman sekitar rumah karena jentik nyamuk biasanya berkembang biak di genangan air. “Jika masyarakat menerapkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk, kasus DBD tahun ini tidak akan melonjak,” tuturnya.
Mengenai fogging, pihaknya baru akan melaksanakannya setelah keluar hasil verifikasi dari Puskemas serta harus disesuaikan dengan anjuran dalam pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). “Kalau memang dibutuhkan dan dirasa perlu, fogging bisa dilaksanakan. Dengan catatan jangan sampai ada kerumunan massa,” jelasnya.(eko/sep)