oleh
1.Ninik Wijayanti( MAN 1 Magetan, Jawa Timur)
2.Drs.Priyono,MSi(Dosen dan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Saat ini dunia sedang berduka akibat mewabahnya Corona atau disebut virus Covid-19 (Corona Virus Diseases 19). Tidak terkecuali di Indonesia, hingga saat ini kondisi penyebaran virus tersebut masih memprihatinkan dan belum bisa diprediksikan kapan berakhirnya.
Data terbaru dari pemerintah yang disampaikan oleh jurubicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, jumlah pasien positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia pada Jumat (24/4) mencapai 8.211 orang.
Baca Juga:Rapid Test untuk 4.000 Warga Subang Habiskan Biaya Hampir Rp1 MiliarKabar Baik, Empat Desa Ini Berhasil Lunasi PBB di Tengah Pandemi Corona
Dari jumlah itu pasien 689 orang meninggal dunia dan 1.002 orang dinyatakan telah sembuh (Jakarta, CNN Indonesia).
Dampak virus ini telah dirasakan hampir di seluruh sendi kehidupan, mulai dari ekonomi, social, budaya, religi sampai di sektor krusial di bidang pendidikan. Kebijaksanaan pemerintah yang meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah membuat kegusaran banyak pihak.
Peralihan cara belajar tatap muka menjadi pembelajaran dengan memanfaatan tehnologi atau lebih dikenal dengan pembelajaran daring menjadi pilihan yang ditempuh agar pembelajaran tetap berlangsung. Namun demikian ketidaksiapan pelaku pendidikan akan pembelajaran daring menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran ini, karena memang sebelumnya para pelaku pendidikan belum memanfaatkan atau belum menguasai teknologi yang berkembang. Belum lagi ya lokasi sekolah/madrasahnya jauh di pedalaman/memiliki asesibilitas yang rendah yang belum tersentuh kemajuan teknologi sedikitpun. Tentunya ini perlu dipikirkan oleh pelaku pendidikan yang mempunyai kedudukan strategis dalam menentukan kebijaksanaan.
Pembelajaran daring selama mewabahnya virus Corona ini telah menimbulkan dinamika pendidikan yang begitu cepat, bahkan terkesan kelimpungan bagi pelaku pendidikannya karena terkendala dengan keterbatasan masing-masing. Adapun perubahan dinamika pendidikan itu antara lain :
1. Guru
Pembelajaran daring memaksa guru dengan berbagai tingkatan kemampuan untuk berakrab-akrab dengan teknologi. Pembelajaran daring bisa dilaksanakan melalui whatshapp yang sudah familiar, atau web e-learning yang sekarang ini banyak ditawarkan, baik berbayar maupun gratis, dan akan lebih bagus lagi apabila pihak sekolah/madrasah mempunyai web e-learning resmi.
Hal yang harus dilakukan guru sebelum daring tentu harus mempersiapkan bahan ajarnya baik berupa power point, hand out atau soal-soal latihan. Kalau hal ini guru belum siap atau belum mempunyai bahan ajar, tentu akan menghambat kecepatan proses pembelajaran. Harus menunggu dulu guru membuat, itu butuh waktu.