Ayat di atas menunjukkan kepada setiap insan, musibah atau bencana adalah hal niscaya yang harus dihadapi. Bencana apapun sesungguhnya mesti dimaknai sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hambanya.Berbagai peristiwa yang menimpa manusia pada hakikatnya merupakan ujian dan cobaan atas keimanan dan perilaku yang telah dilakukan oleh manusia itu sendiri. Ketauhidan seorang mukmin akan menuntunkan bahwa berbagai peristiwa yang menimpa manusia bukanlah persoalan, karena manusia hidup pasti akan diuji dengan berbagai persoalan. Musibah itu merupakan takdir Allah, dan takdir di sini dimaknai sebagai suatu ketetapan dan ketentuan Allah. Hanya Allah saja yang mengetahui ketetapan dan ketentuan-Nya. Manusia hanya dapat mengetahuinya ketika ketetapan dan ketentuan tersebut terjadi.
Adapun ketika ketetapan dan ketentuan yang akan terjadi pada manusia, manusia itu tidak mengetahuinya, hanya Allah saja yang Maha Tahu. Dengan demikian, manusia wajib memohon kepada Allah dan berusaha untuk menyikapinya dengan penuh kesabaran dalam rangka merubah keadaan yang dihadapinya menjadi lebih baik. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya surat al-Anfaal ayat 53 yang artinya : “Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merobah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merobah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Inilah konsep yang yang harus kita fahami dan kita tanamkan kepada peserta didik bahwa, Pandemi Covid-19 dinilai sebagai ujian iman.
Metode Pendidikan Ramadhan yang relevan di tengah pandemi Covid-19
Pertanyaannya sekarang adalah, metode daring apakah yang paling mungkin dilakukan dengan mudah dan berbiaya murah? Pengalaman penulis selama Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) jarak jauh/BDR sejak bulan Maret 2020, aplikasi sosial media yang paling banyak di pakai adalah WhatsApp (WA). Ini adalah aplikasi yang mudah dan berbiaya murah dan bisa dijangkau oleh berbagai kelas di kalangan peserta didik, mengingat hampir semua peserta didik saat ini mempunyai alat komunikasi hand phone berbasis android. Kalaupun ada satu dua peserta didik yang belum mempunyai hand phone android, mereka bisa bekerja sama dengan peserta didik lain untuk melengkapi tugas-tugasnya. Mudahnya PBM via WhatsApp mulai dari merekam suara guru, mengirim lampiran bahan ajar, lampiran tugas, kuis dan ulangan harian,bahkan menyerahkan tugas, kuis dan ulangan harian dengan tulisan tangannya masing-masing, di foto lalu di upload.