Oleh: Mujahidin Agus, Guru Geografi SMA Negeri 3 Palopo, Sulawesi Selatan
dan
Choirul Amin, Dosen Fakultas Geografi UMS, Surakarta, Jawa tengah
Lama tidak jumpa denganmu
Hati ini sungguh sangat rindu
Kepadamu hai murid-muridku
Kapankah bertemu …
Ini adalah petikan lirik lagu yang belakangan videonya viral di media sosial (medsos).
Baca Juga:Budayakan Membaca, karena Membaca itu IbadahAlhamdulillah! Satu Pasien Covid-19 Asal Subang di RSHS Sembuh
Adalah Ustadz Muchlison Saifulloh guru di MIS Plus Bunga Bangsa Dolopo Madiun Jawa Timur yang menyanyikan lagu tersebut dengan sangat merdu dan penuh penjiwaan. Lirik lagunya pun sungguh menyentuh jiwa karena berkisah tentang kerinduan seorang guru kepada murid-muridnya. Lagu tersebut merupakan gubahan dari lagu yang juga belakang ini viral berjudul: “Aisyah Istri Rosulullah” yang pernah dinyanyikan oleh Nissa Sabyan.
Kisah kerinduan ini berawal sejak Covid-19 mewabah di bumi nusantara yang berdampak pada diliburkannya seluruh sekolah di pelosok Indonesia.
Sejak 18 Maret 2020 lalu murid-murid diwajibkan belajar di rumah melalui media on line. Kini setelah sebulan lebih berlalu, wabah Covid-19 belum kunjung mereda sehingga murid dan guru pun belum bisa berangkat ke sekolah.
Layaknya seperti dua insan yang memiliki ikatan batin tetapi terpisah oleh ruang dalam waktu lama, maka wajarlah jika tumbuh kerinduan. Begitupun bagi guru dan murid, yang sebelum datangnya Covid-19 telah berinteraksi dengan sangat intens di sekolah sehingga tumbuh ikatan batin yang kuat, namun kini telah lebih sebulan terpaksa terpisah oleh karena wabah, maka kerinduanpun akan membuncah. Meski selama ini guru masih bisa tetap mengajar melalui media daring sehingga masih dapat saling berkomunikasi secara virtual, namun itu tetap tak dapat menggantikan pertemuan fisik.
Ketika belajar di sekolah dengan kondisi normal maka waktu tersebut akan berlalu seakan-akan tanpa terasa. Tentu saja terutama dipengaruhi oleh beragamnya aktivitas belajar yang dijalankan di sekolah sehingga baik siswa maupun guru menikmati keasyikan proses pembelajaran. Setiap hari akan tercipta suasana belajar dan bersenda gurau baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
Pastilah semua guru merindukan suasana yang menyenangkan ini. Karena suasana ini lebih menyenangkan dibandingkan belajar secara virtual. Meski mengajar di dunia maya itu juga terkesan seperti “libur panjang” sekalipun, namun libur seperti itu tetap kalah menyenangkan dibanding mengajar di dunia nyata.