Sebenarnya, apa yang terjadi pada saat tubuh stres? yang terjadi adalah :
- Sistem syaraf pusat melepaskan menghadapi atau menghindar, kelenjar adrenal melepaskan hormone kortisol atau adrenalin, dan memicu produksi gula dalam darah untuk mempersiapkan energi tambahan. Jika energi tudak dipakai gula diserap kembali oleh tubuh dan dapat meningkatkan resiko diabetis tipe 2.
- Pelepasan hormone kortisol dan adrenalin juga meningkatkan detak jantung, pernapasan lebih cepat, dan pelebaran pembuluh darah.
- Peningkatan volume darah yang dipompa karena pelebaran pembuluh darah akan meningkatkan tekanan darah.
- Pada pencernaan dapat meningkatkan dan menguranginafsu makan dan menyebabkan mual, muntah, diare, atau sembelit.
- Otot-otot menegang pada saat stres, jika berkelanjutan, akan menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung dan tubuh.
- Akibat pelepasan kartisol saat stres menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan pada zat asing, sehingga orang stres rentan terhadap penyakit dan mudah sakit.
- Gairah sek menurun, bahkan bisa menggangu poduksi sperma dan menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi.
Betapa pentingya tetap bahagia dan menjaga diri dari stres. Beberapa hal yang sangat perlu diingat untuk mencegah stres adalah kesadaran diri bahwa stres tidak memberikan manfaaat yang positif bagi tubuh dan tentu saja bagi hubungan keluarga. Meningkatkan kesadaran diri (self awareness) ketika perasaan yang tidak menyenangkan itu mulai muncul, seperti rasa jengkel, marah, ingin beteriak menumpahkan emosi, jenuh, bosan, dsb, kemudian mengelolanya agar mudah terlarut di dalamnya.
Meningkatkan kesadaran dan keyakinan bahwa bermacam-macam peristiwa dalam kehidupan dapat diupayakan solusinya, dan memandang bahwa peristiwa dan kegiatan selama masa #dirumahaja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan membangun ikatan yang lebih kuat dengan keluarga.
Untuk menghadapi pandemi ini, diupayakan untuk tidak panik apalagi mengingat hal-hal yang mengerikan. Beberapa tips yang dikemukakan Sarwendah Indrarani,M.Psi. antara lain: (1) Ngobrol dengan orang terdekat: ngobrol dengan sahabat / keluarga yang dipercaya. Jika tidak bisa bertemu langsung, bisa melalui video call atau telepon. Ceritakan kecemasan / kepanikan yang dialami. Minta mereka untuk mendengarkan dan menenangkan kita; 2) Tenangkan diri: mencoba untuk tetap santai dan berpikiran positif. Lakukan jeda dengan cara tarik nafas dalam selama 5-10 menit. Berdoa, shalat, dan dzikir atau meditasi juga dapat membentu proses menenangkan diri; (3) Terapkan gaya hidup sehat; 4) Terapkan gaya hidup sehat (5) Sibukkan diri: libatkan diri dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga dapat mengalihkan pikiran kita. Dengan membuat tubuh dan pikiran sibuk, kita tidak terlalu panik dalam menghadapi pandemi. Lakukan hobi yang bisa dilakukan di rumah, seperti membaca, menulis, bisa juga berberes rumah, kreasi dekorasi rumah, berkebun, atau mengikuti workshop / pelatihan online;(6) Kurangi intensitas melihat media online: banyaknya berita yang berkembang di media sosial, TV, dsb. bisa membuat kita semakin cemas dan takut. Jika hal tersebut terjadi, istirahat sebentar dari gadget, atau selingi dengan menonton berita, film/video yang lebih menyenangkan.