SUBANG-Berkerumunnya orang saat pembagian bantuan sosial tunai (BST) Kemensos di Kantor Pos Subang menjadi perhatian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sudah menjadi catatan gugus agar nanti tidak terjadi kerumunan orang di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Wakil Bupati Subang, Agus Masykur Rosyadi mengatakan, telah mengetahui adanya aktivitas banyak orang saat pembagian bansos di Kantor Pos. “Iya sudah tahu, nanti kita carikan solusinya supaya tidak banyak orang antri,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, Senin (11/5).
Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Subang, H Hidayat menuturkan, akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. “Kami akan koordinasikan bagaimana caranya supaya tidak ada kerumunan orang. Sementara kita sedang berjuang untuk adanya pembatasan sosial berskala besar,” ujarnya.
Baca Juga:Hal Baik Dibalik Pendemi Covid-19, Angka Perceraian di Subang TurunSyiar Ramadan Jawara: Kekuatan Doa
Dia menuturkan, pihaknya mendatangi pelaksanaan pembagian bansos atau juga memanggil pihak Kantor Pos mengenai adanya kerumunan tersebut.
Sementara itu, Manager Operasional Kantor Pos Subang, Agus Solihudin mengatakan, terjadinya penumpukan dikarenakan antusias warga yang ingin cepat mendapatkan bantuan. Sehingga mereka yang bukan pada jadwalnya sudah pada datang.
Padahal, kata Agus, mekanisme pengambilan di Kantor Pos dilakukan dengan metode penjadwalan yang sudah diinfokan ke tingkat kecamatan dan tingkat kelurahan. Pihaknya melakukan mapping jadwal kedatangan sesuai RW, diverifikator dan loket bayar layani sesuai jadwal. “Sering diingatkan pak tiap berkerumun, kami ingatkan jaga jarak mulai dari petugas pos kepolisian dan TNI yang berjaga,” ungkapnya.
Agus menuturkan, jumlah penerima bantuan se-Kabupaten Subang sebanyak 113 ribu KK dengan besaran Rp600 ribu/bulan.
Pihaknya menargetkan, sesuai arahan Kemensos untuk sesegera mungkin melakukan penyaluran. Sementara itu, apabila diantar langsung ke penerima belum bisa memungkinkan, berhubung jumlah penerima dan resiko membawa uang tunai menjadi salah satu alasan keamanan petugas di lapangan. “Akan tetapi case-case (kasus) tertentu, warga yang tidak bisa datang ke kantor pos (sakit-jompo dll) kami lakukan pengantaran langsung,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang penerima bansos Adang mengaku, bersyukur mendapat bantuan. Bantuan tersebut akan digunakan untuk keperluan sehari-hari. “Untuk sekarang perekonomian sangat terganggu, ini akan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Yang penting keluarga sekarang bisa makan,” ujarnya.