KARAWANG-Ketegangan politik jelang Pilkada Karawang 2020, ternyata tidak bisa terbendung di tengah pandemi Covid-19 di tengah masyarakat. Alih-alih pimpinan eksekutif Pemkab Karawang kompak bahu-membahu untuk memutus penyebaran Covid-19, yang terjadi malah sebaliknya.
Diketahui, Cellica Nurrachadiana dan Ahmad Zamakhsyari merupakan calon kontestan Pilkada 2020 Karawang. Beberapa kebijakan terkait penanganan Covid-19 yang diambil oleh Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana selalu ditentang oleh Wakil Bupati, Ahmad Zamakhsyari dengan kritikan ketidaksetujuannya di ruang publik. Imbasnya, masyarakat kebingungan di tengah teror Covid-19.
Kondisi tersebut mengundang para tokoh masyarakat di Karawang angkat bicara. “Terakhir saja, kebijakan tentang boleh tidaknya tarawih selama Bulan Ramadan dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Karawang membuat gaduh.
Baca Juga:Komisi II Rekomendasikan Tarik Beras yang Bau dan BerkutuDesa Medangasem Terima Bantuan Tempat Cuci Tangan Portable dari Anggota DPR
Pemkab menerapkan larangan tarawih, Wakil Bupati Jimmy (Ahmad Zamakhsyari) memperbolehkan tarawih dengan statement di media. Pemkab menerapkan PSBB, Wabup Jimmy mengkritik tajam di ruang publik. Itu kan menunjukan ketidakkompakan pimpinan di Karawang,” kata Nace Permana, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lodaya, Minggu (17/5).
Nace juga menyarankan agar Ahmad Zamakhsyari lebih baik menanggalkan jabatan sebagai Wakil Bupati Karawang, jika selalu tidak setuju dengan kebijakan pemkab dan terus melancarkan kritikan di ruang publik yang membuat gaduh dan kebingungan masyarakat. Menurut Nace, apa yang dilakukan wakil bupati Ahmad Zamaksyari yang selalu mengkritik kebijakan pemerintah diruang publik tidak tepat. Karena hanya membuat gaduh masyarakat.
“Beliau itu jabatannya wakil bupati, masa komentarnya seperti LSM. Kalau sudah tidak setuju ya diam saja karena dia itu bagian dari pemerintahan. Kalau mau jadi satria ya mundur dong dari jabatannya, jangan gangguin pemerintah yang lagi bekerja buat masyarakat,” ujarnya.
Setiap kali ada kebijakan pemerintah, lanjutnya, wabup acapkali menyatakan tidak setuju di ruang publik. Hal tersebut akhirnya mengganggu langkah dari pemerintah. “Saya sarankan lebih baik wabup itu mundur saja kalau merasa sudah tidak sejalan dengan bupati. Kalau seperti ini hanya membuat gaduh masyarakat,” cetusnya.
Nace menyebutkan, serangan terhadap Bupati Cellica yang gencar dilakukan wakil bupati Ahmad Zamksyari di tengah wabah Covid-19 justru tidak akan efektif untuk mencari popularitas. “Rakyat itu bisa menilai kok pernyataan itu tulus atau ada kepentingan politik,” ujarnya.