Warga Mulai Padati Pasar
SUBANG-Satu Minggu menjelang lebaran, warga mulai memadati area pertokoan di Pasar Pujasera Subang. Hal tersebut terpantau Pasundan Ekspres, warga subang memadati area pertokoan untuk belanja berbagai keperluan di hari lebaran, Minggu (17/5).
Warga Subang, Yayah Rokayah (42) mengaku kendati sedang berlaku Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), namun bukan menjadi halangan untuk dirinya memenuhi kebutuhan saat hari lebaran.
“Ya tahu sedang PSBB, tapi kita kan banyak keperluan. Apalagi menjelang Lebaran. Kalau tidak memaksakan ke pasar, mau gimana,” ungkapnya.
Baca Juga:PSBB Akan Berakhir, Pemda Subang Tunggu Evaluasi GubernurBKKBN Tebar Sembako di Daerah Kumuh Stasiun Depok
Pelaksanaan PSBB di Kabupaten Subang dinilai beberapa kalangan memang dilaksanakan tidak optimal. Pelaksanaannya terkesan hanya seremonial belaka. Bahkan humas Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (TGTPP) Covid-19, dr Maxi beberapa waktu lalu juga mengakui bahwa pelaksanaan PSBB di Subang belum bisa optimal.
“Ya memang belum optimal, kalau di pusat sini sudah mending lah. Coba lihat di Pantura, masih ramai saja yang nongkrong, ngabuburit, toko baju masih penuh didatangi orang-orang, belum lah belum optimal,” jelasnya.
Saat ditanyai mengenai upaya pengoptimalan PSBB yang akan diberlakukan, dr Maxi menjawab, hal tersebut sudah menjadi domain TNI, Polri, dan Satpol PP sebagai penegak aturan-aturan PSBB. Sementara itu, Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Subang, melalui Kepala Dinasnya Dikdik Solihin mengaku telah mengeluarkan banyak teguran tertulis kepada sejumlah pihak yang melanggar aturan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB). Teguran tersebut dikarenakan banyaknya pelanggaran.
“Iya selama ini kita sudah keluarkan banyak surat teguran, kita juga sudah edukasi ke masyarakat, setiap hari petugas gabungan juga lakukan patroli ke lapangan menegur dengan cara-cara persuasif,” jelasnya.
Pengakuan penjaga toko di Pujasera Subang, Zenal (27) mengaku, sudah mengetahui jam-jam patroli Satpol PP. Toko pada jam-jam tertentu itu ditutup sementara, kemudian buka kembali setelah patroli lewat, atau hanya membuka setengah. Dia juga mengaku selama PSBB juga ada teguran atau imbauan. Jadi, hematnya PSBB hanya menjadi ajang kucing-kucingan saja.
“Kita adu pinter saja. Soalnya bingung juga kan. Sekarang mau tutup, kita gak ada pemasukan. Jadi milih buka saja. Risikonya paling kucing-kucingan dengan petugas. Setiap patroli petugas juga hanya lewat saja, tidak periksa betul, jadi bisa dikelabui,” ungkapnya.