SUBANG-Satu lagi pasien Covid-19 asal Subang, yang berhasil sembuh, Indratno menceritakan pengalamannya selama menjalani pengobatan. Melalui akun youtube Pemkab Subang, Indratno mengawali ceritanya sejak 9 Maret, ketika dia harus pergi ke Kantor Samsat Bandung untuk urus mutasi kendaraan.
“Saya pulang hari itu juga, sampai tgl 21 Maret melakukan aktivitas seperti biasa,” jelasnya.
Hingga pada malam hari, pada 21 Maret Indratno mengaku mulai merasakan ada yang beda dari dirinya. Kepalanya mulai pusing, badan tidak enak, dia kemudian mengaku langsung memisahkan diri dari keluarga. “Besoknya badan saya mulai panas. Suhu tubuh saya mencapai 38,5,” kata Indratno.
Baca Juga:Rapid Test di Pujasera, Satu Orang Pedagang PositifPemkab Subang Usulkan PSBB Parsial Berbasis Kecamatan dan Desa
Hari hari berikutnya, dia mulai tidak bisa tidur. Badannya sepenuhnya sakit, disertai sesak nafas dan batuk. Hingga pada 24 Maret, dia memutuskan untuk pergi ke dokter umum, dan diberikan obat batuk juga antibiotik. “Tiga hari kemudian belum ada perubahan, akhirnya kaka saya punya inisiatif untuk datang ke puskesmas,” jelasnya.
Indratno melanjutkan ceritanya ketika pada 27 Maret, dokter dari puskesmas datang ke rumahnya untuk cek kondisi kesehatannya. Indratno juga mengaku menceritakan semuanya, apa yang dia rasakan. “Tanggal 1 April kunjungan ke dua dokter puskesmas ke rumah, pada rentang waktu itu, gejala pada tubuh saya masih sama,” ungkapnya lagi.
Kemudian pada 8 April dia mengikuti tes rapid tes massal di kelurahan Soklat, hasilnya Indratno reaktif Covid-19. Selanjutnya dia menjalani tahap isolasi sosial di Alamanda, dengan rentang waktu, 11 hingga 22 April.
Selama masa ini, Indratno mengaku mendapati makan 3 kali sehari, dan visit dokter juga 3 kali sehari. Dia juga mengaku diberi vitamin B komplek dan vitamin C. “Kemudian 13 April saya menjalani tes swab pertama, tanggal 20 ada hasilnya, dan saya positif Covid-19,” katanya.
Tanggal itu juga mulai pada tahap berikutnya, yaitu isolasi medis di RSUD Subang. Dia mengaku menjalani dengan penuh kesungguhan, hal tersebut dia lakukan karena dia merasa punya tanggung jawab moral terhadap keluarga. “Saya jalani isolasi, baik tahap pertama, kedua dan selanjutnya. Saya selalu diam di kamar, mengisi setiap hari kegiatan saya dengan ibadah dan olahraga, terutama push up,” katanya.