Oleh:
1. Dodhi Kurniawan Widodo (Mahasiswa smt 4, Wakil Gubernur F. Geografi UMS)
2. Latifah Hanisa P (Mahasiswi smst 6 F. Geografi UMS, aktivis bidang penerbitan)
Sejak 2 maret 2020 pandemi virus corona mulai masuk dan menginfeksi 2 warga negara Indonesia di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, kasus positif covid-19 terus bertambah, bahkan salah satu menteri Indonesa dinyatakan positif covid-19. Pada 15 Maret 2020, kasus positif covid-19 sudah mencapai 117 orang dan meninggal sebanyak 5 orang. Maka dari itu, presiden Joko Widodo mengeluarkan keputusan untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Keputusan tersebut salah satau upaya yang dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang mudah menular ini. Selepas pemerintah mengeluarkan keputusan tersebut, banyak tagar yang bermunculan di sosial media yang berbunyi #stayathome atau #dirumahaja.
Sampai saat ini, virus belum juga mereda di berbagai negara meskipun dinegara asal virus ini mengalami penurunan. Di Indonesia Kasus positif covid-19 masih terus mengalami peningkatan. Update terakhir menurut Kemenkes RI pada tanggal 16 Mei 2020 kasus positif covid-19 di 34 Provinsi mencapai 17.025. Maka dari itu, himbauan untuk tetap dirumah masih terus berlangsung.
Baca Juga:Kapankah Pandemi Segera Berakhir Ya Allah SWT?Satu Pilot
Imbauan itu sudah hampir berjalan selama 2 bulan, dan akan terus berlangsung dengan waktu yang belum menentu. Banyak masyrakat yang tentunya jenuh dan bosan karena terus menerus mengkaratina mandiri dirumah. Terlebih lagi para anak – anak muda atau mahasiswa yang biasanya bebas untuk bepergian kemana saja, sekarang terpaksa untuk mengkarantina diri dirumah.
Dengan adanya himbuan untuk tetap dirumah saja, tentunya berdampak pada sektor pariwisata seperti berkurangnya jumlah wisatawan, entah wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak tempat wisata yang tutup karena sepinya pengunjung. Hal tersebut sangat mempengaruhi pendapatan sektor pariwisata karena mengalami penurunan pendapatan yang drastis.
Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan Maret 2020 hanya 470.900 atau ambles 45,50% dibanding bulan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019, maka kunjungan wiswan anjlok 64,11%. Sedangkan wisatawan mancanegara sangat memberikan keuntungan bagi Indonesia untuk menambah pemasukan uang di sektor pariwisata dan juga menambah pendapatan devisa negara. Penurunan keuangan juga berdampak bagi para pegawai, banyak yang mungkin diberhentikan untuk tidak bekerja, ada juga pemotongan gaji, dll. Tidak hanya itu, banyak hotel yang tutup, serta ada pula yang menawarkan harga diskon besar – besaran agar mendapatkan pemasukan dan mampu menggaji karyawan.