Sapu terberai
Bumi gonjang-ganjing
Menatap langit dengan iba
Walillahi alham
Genaplah khotbah itu lima menit. Doa di khotbah keduanya pendek saja.
Kami pun mengakhiri acara hari itu dengan sungkeman. Mula-mula para istri sungkem ke suami mereka. Untuk minta maaf. Lalu cucu-cucu ke kakek-nenek dan ke orang tua mereka.
Lalu gantian.
Para suami sungkem ke para istri. Jelas: para suami pun banyak juga berdosa kepada istri.
Lahir batin.
Skornya menjadi 0-0.
Selesai.
Baca Juga:Karawang No 1 Kriminalitas di Jabar Selama PandemiAturan New Normal untuk Perusahaan: Dibentuk Satgas Hingga Anjuran Memberi Vitamin C untuk Karyawan
Ups… belum. Anak, menantu dan cucu saya berhambur ke asisten rumah tangga. Merangkul mereka. Lama. Minta maaf ke asisten itu. Terdengar isak sedu.
Selesai. Mata pun pada diusap.
Akhirnya ”soto banjar time”.
Made in istri.
Dengan ketupat made in suami.
Nyaman banar.