Bisa Bertambah Jika Pandemi Terus Berlanjut
SUBANG-Sebanyak 20 ribu pekerja pabrik telah di rumahkan dan di PHK selama pandemi Covid-19. Sesuai data dari Apindo Subang, mereka yang terkena PHK berasal dari 20 pabrik.
Plt Ketua Apindo Subang, Asep Rochman Dimyati mengatakan jika pandemi ini masih terus berlanjut selama 1-2 bulan kedepan, maka akan ada 30 pabrik yang akan merumahkan lagi karyawannya. “Sekitar 50 persen dari total 121 pabrik di Kabupaten Subang sudah tidak ada order akibat pandemi. Jika ini berlanjut maka akanada 30 pabrik lagi yang akan mengurangi karyawanya,” ungkap Asep kepada Pasundan Ekspres, Kamis (4/6).
Untuk itu, pihaknya akan mengusulkan keringan pengurangan pajak air dan pajak bumi dan bangunan (PBB) kepada Pemerintah daerah Kabupaten Subang. Pasanya, kondisi saat ini sangat memberatkan pengusaha. “Kita akan mengusulkan hal tersebut karena kondisi ini sangat berat,” ujarnya.
Baca Juga:Pelaku UMKM yang Terdampak Covid-19 Minta Produknya Dibeli PemdaGus Ahad Minta Jemaah Jangan Dirugikan Terkait Pembatalan Pemberangkatan Haji 2020
Dia menyebut pihak Apindo Subang sudah membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Subang. Mulai dari bantuan masker, baju hazmat, desinfektan, hand sanitizer dan lainnya. “Jika di rupiahkan mencapai Rp 3 miliar. Bantuan tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan masuk tergabung dalam APINDO Subang,” ucapnya.
Salah seorang pekerja di pabrik garment, Nisa (21) mengaku dirinya terkena PHK sejak sebelum bulan puasa kemarin. Saat ini, dirinya tidak tau mau mencari kerja kemana lagi, karena kondisi pabrik-pabrik lain di Kabupaetn Subang juga banyak yang mengurangi karyawannya. “Sebelum bulan puasa, saya sudah di rumahkan. Sekarang mau ngelamar kerja dimana?, sementara pabrik-pabrik di Subang juga mungkin gak akan di terima dengan kondisi saat ini,” ujarnya.
Pekerja pabrik lainnya, Noviyanti yang baru saja 2 bulan bekerja di salah satu pabrik sepatu di Kabupaten Subang terpaksa di rumahkan karena dampak pandemi covid-19 ini. Dimana menurut rekan-rekan nya tidak ada order sehingga pengurangan karyawan terjadi. “Ya bingung aja sekarang, mau kerja gak bisa, ngelamar di pabrik juga percuma karena pasti gak ada yang buka lowongan pekerjaan,” ujarnya.(ygo/sep)