Oleh: Dahlan Iskan
Ada daerah yang sampai kewalahan. Sampai minta bantuan mobil tes Covid-19 dari Gugus Tugas Nasional. Pun setelah mobil didapat, rebutan yang terjadi.
Tapi ada daerah yang justru khawatir kekurangan sampel yang perlu dites.
Daerah itu pernah menjadi nomor 7 nasional terbanyak penderita Covid-19 nya: Sumatera Barat.
Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di Subang Bertambah Lagi, 1 Orang Asal Cisalak, dan 3 Orang Pedagang Pasar KasomalangSuper Adventure dan Reborn Beri Bantuan pada Pemprov Jabar
Kabar baru mengenai besarnya kapasitas tes di Sumbar itu sampai ke telinga pusat.
”Sampai Jenderal Doni Monardo menghubungi kami. Apakah kami bisa membantu daerah lain,” ujar Dokter Andani Eka Putra. Ia adalah Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang.
Dokter Andani itulah yang menemukan metode pool test yang hebat ini. (Lihat Disway Tirani Minoritas).
Sejak penemuan itu diterapkan di lab. Universitas Andalas, kemampuan laboratorium di Unand meningkat drastis. Dari hanya 200 sampel sehari menjadi 1.570 per hari.
Berkat penemuan itu, di Sumbar, sudah lebih 26.748 orang orang yang dites. Kalau dibanding dengan jumlah penduduknya sudah mencapai 0,5 persen. Jauh di atas angka nasional.
Sumbar juga sudah bisa melakukan tes untuk klaster yang dianggap rawan. Misalnya Pasar Raya Padang. Di situlah penderita pertama Covid-19 ditemukan di Padang.
Seisi pasar itu kini dalam proses dites semua. Akan mencapai 8.000 orang.
Baca Juga:Jabar Fokus Bangkitkan Ekonomi KreatifBawa 7 Paket Narkoba, Pengedar Asal Wanayasa Ditangkap
Untuk kapasitas baru lab di Unand itu hanya pekerjaan lima hari.
Demikian juga semua ODP dan PDP bisa dites dengan cepat. Semuanya. Pun bukan hanya dengan rapid test. Tapi tes yang sebenarnya.
”Misi semua lab seharusnya adalah memutus rantai penularan. Bukan hanya ikut mengatasi penderita,” kata Dokter Andani.
Rantai terdekat penularan itu adalah ODP dan PDP. Ditambah orang yang positif tapi tanpa gejala Covid-19.
Berkat metode Andani itu sampel dari Padang sendiri kini sudah menipis. Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno pun menyasar ke kabupaten-kabupaten di luar Padang.
Metode baru seperti apa sih yang dilakukan dr. Andani? Bagaimana praktek yang dilakukan di lab pimpinan dr. Andani itu? Sampai kapasitasnya bisa naik begitu drastis?
Dokter Andani melakukan ini: tiap lima sampel dijadikan satu. Lalu dites. Kalau hasilnya negatif berarti lima sampel cukup dites sekali. Barulah kalau hasilnya positif dicari botol yang mana yang positif itu.