BANDUNG – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik menyebut bahwa angka pengunjung wisatawan ke Jawa Barat dimasa pandemi mengalami penurunan signifikan.
“Angka kunjungan wisata mancanegara turun 16 persen. Sedangkan wisatawan nusantara menurun hingga 80 persen. Tren itu terjadi merata dalam akumulasi di 27 kabupaten kota di Provinsi Jabar,” ucap Dedi di Bandung, Rabu (10/6).
Kendati demikian, guna memulihkan kembali sektor pariwisata, pihaknya telah menyiapkan tiga fase pemulihan sektor pariwisata ditengah pandemi Covid-19.
Baca Juga:Pemda Subang Gelar Rapat Tertutup, Ada Apa ?Siap Selamatkan Generasi Bangsa, Pemkab Subang Segera Bentuk BNNK
“Dalam masa pandemi ini, kami sudah melakukan beberapa strategi mitigasi bencana di sektor pariwisata dengan beberapa pendekatan. Yaitu, tanggap darurat, pemulihan dan normalisasi. Tiga fase ini akan dilakukan,” ungkapnya.
Menurutnya, akan ada penyesuaian tiap fase pemulihan sektor industri wisata di Jabar. Pasalnya, pariwisata merupakan sektor yang paling terasa dampaknya saat pandemi Covid-19.
Dedi mengatakan, masa tanggap darurat sudah dilakukan dengan cara refocussing anggaran. Kemudian, masa pemulihan diharapkan bisa dimulai bulan Juni hingga berjalan sampai Desember 2020.
“Dengan melakukan produktivitas sesuai arahan presiden diiringi dengan kewaspadaan dan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan. Jika semua berjalan, maka tahap normalisasi bisa difokuskan pada Januari 2021,” katanya.
“Seminggu kemarin survei ke lapangan, ada beberapa pemerintah daerah yang sudah menyiapkan teknis untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat hingga sanksi atau pembatasan kapasitas dan lain lain. Tapi, pariwisata di beberapa daerah mungkin nanti setelah 14 juni bergantung pada tren kasus,” imbuhnya.
Ia pun menyebut, Kabupaten Pangandaran sudah membuka tempat wisata pada 5 Juni 2020. Tapi ada banyak syarat yang harus dipenuhi. Wisatawan yang masuk ke Pangandaran harus punya surat sehat dan rapid tes. Semua pelaksanaannya akan dievaluasi secara menyeluruh.
“Pola ini akan diadopsi oleh Pemerintah di Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut namun masih dalam pembahasan. Pemerintah Kabupaten Subang masih belum memutuskan kapan pariwisatanya dibuka. Sedangkan di Kabupaten Bandung Barat baru memulai kesepakatan sanksi antar pelaku wisata dan bupati,” paparnya.
Baca Juga:Genderang Perang Terhadap Narkoba Menggema, Kepolisian Getol Ringkus Kurir dan PengedarBUMDes Sukasari Sukses Kelola Sorgum
Di lain pihak, kata Dedi, rencana pembangunan sektor pariwisata yang menjadi program strategis di Jabar harus dihentikan sementara dan dilanjutkan pada tahun depan. Ia mencontohkan salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangunan di Pangandaran.