John baru pindah rumah. Dari kota amat kecil, Hays, ke kota besar Lawrence –empat jam bermobil ke arah timur. Di masa pensiunnya John dan Chris ingin lebih dekat dengan rumah anak-anaknya.
Saya pun akan kangen Hays. Tidak ada alasan lagi ke sana. Saya juga tidak akan tahu lagi bagaimana nasib masjid kecil terbuat dari kayu itu. Yang jamaah salat Jumat-nya kadang hanya tiga orang.
”Bahwa istri Chauvin orang Hmong benar. Tapi itu tidak bisa jadi pembenar bahwa ia tidak rasialis,” ujar John.
Baca Juga:Warga Pasar Harus Terapkan Protokol Kesehatan, Wajib Masker Hingga Jaga JarakTingkatkan Capaian PKB, Samsat Gandeng BUMDes
”Sepanjang masih ada sikap ras tertentu lebih unggul dari ras lain, itulah rasis,” tambahnya. ”Rasis harus dibedakan dengan perbedaan budaya,” katanya. ”Orang Madiun suka pecel, saya suka hamburger, itu bukan karena ras,” guraunya.
Selama berbulan-bulan tinggal di rumah John pun saya sering diskusi soal ras dengannya. Kami sudah seperti keluarga. Anak saya pernah menjadi anaknya –ketika sekolah SMA di pedalaman Kansas dulu.
Dari diskusi ras itu kami pun melangkah lebih jauh: sama-sama menjalani tes ras.
Selama itu John merasa keturunan Jerman. Saya merasa orang Jawa.
Hasil tes ras itu membuat kami tertawa. Kami pun langsung beradu telapak tangan sekeras-kerasnya. Kami ternyata masih ada hubungan keluarga. Sedikit.
Kami sama-sama punya darah Neanderthal. Sama-sama 2,5 persen.
Neanderthal adalah suku kuno. Yang hidup di gua-gua. Di bagian selatan Jerman. Yang sudah lama punah.
Kami juga sama-sama keturunan Indian. Hanya saja darah kulit merah saya 2,5 persen. Sedang darah Indian John 5 persen.
Suku Indian sendiri dipercaya datang dari Asia Utara atau Timur. Mereka sampai ke Amerika ketika daratan dua benua itu masih tersambung. Di dekat Alaska itu.
Baca Juga:Pengendara Motor Dikabarkan Tercebur, Belum Ditemukan Sejak Pukul 10.00 WIBPengunjung Wisata Ke Jabar Merosot 80 Persen, Disparbud Langsung Susun Strategi
”Saya tidak percaya ada ras tertentu lebih unggul dari ras lainnya,” ujar John. ”Tapi itulah yang dikembangkan di Eropa sejak ratusan tahun lalu,” tambahnya.
Teknologi tes ras sendiri kian maju. Dulu hanya ada satu lab di Amerika yang bisa melakukannya. Ke situlah kami melakukan tes.
Kini sudah banyak lab sejenis. Tiongkok pun sudah membuka praktik seperti itu. Sudah menjadi ladang bisnis baru yang laris. Lab-lab baru terus dibuka. Di Tiongkok saja kini sudah ada beberapa.