BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menceritakan perancangan dan pembangunan Monumen Soekarno di Aljir, Aljazair. Emil – sapaan Ridwan Kamil– sendiri menginisiasi dan merancang monumen yang didirikan untuk menghormati Soekarno tersebut.
Menurut Emil, awalnya ia berdiskusi dengan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Aljazair Safira Machrusah soal inisiasi penghormatan kepada Soekarno di Aljazair. Hal tersebut karena Aljazair sangat menghormati dan menghargai jasa Soekarno di negaranya.
Setelah berdiskusi, Emil berkunjung ke Aljazair untuk menemui Gubernur Aljir. Dalam kunjungan tersebut, ia mendapat persetujuan Gubernur Aljir untuk membangun Monomen Soekarno.
Baca Juga:Angka Positif Terus Naik, Pelonggaran PSBB Rawan PenularanPolres Gelar Rapid Test di Stasiun Kereta Api Purwakarta
“Aljazair punya kemiripan rasa hormat ke Bung Karno, bahkan lebih (dari negara lain). Sehingga dalam diskusi awal-awal disampaikan bagaimana kalau kita membuat inisiatif yang sama di Aljazair, tapi jangan hanya nama jalan seperti di Mesir, melainkan sebuah monumen,” kata Emil dalam Dialog Sejarah Historia.Id bertajuk Bung Karno Berdiri di Aljazair, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (16/6) malam.
“Saya bilang, kalau Pak Gubernur (Aljir) mengizinkan, bolehkah bapak proklamasi kami yang menginspirasi Asia Afrika, bapak sediakan sebuah tempat, nanti semuanya saya urus, dan langsung disetujui,” imbuhnya.
Gubernur Aljir menyediakan lahan yang berada di pusat kota untuk dibangun Monumen Soekarno. Monumen didesain setengah lingkaran berbentuk bulan sabit dengan lima lingkaran. Kemudian, di tengahnya, berdiri patung Soekarno yang menghadap ke dua sisi.
“Ada bulan sabit sebagai lambang Aljazair, ada lima lingkaran sebagai simbol Pancasila, simbol falsafahnya orang Indonesia. Dan ditengahnya itulah sosok Bung Karno kita bangun,” ucap Emil.
Untuk membangun bangun, Emil berkolaborasi dengan seniman Dolorosa Sinaga. Gaya seni teranyarnya, kata Kang Emil, dinilai sangat tepat karena menunjukkan tampilan yang sama di kedua sisi, sehingga patung Bung Karno akan tampak sedang menyapa pengguna jalan dari kedua arah.
“Setelah itu saya menghubungi Ibu Dolo, untuk merancang bentuk patungnya. Saya pikir gaya seni Ibu Dolo yang baru, dua dimensi tapi tiga dimensi, dari depan sama dari belakang sama. Dengan pilihan ibu Dolo ini menurut saya itu pilihan yang paling jenius. Inilah yang menjadi (desain) final,” katanya.