LEMBANG-Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor enam komoditas pertanian asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang terus bertumbuh dan meningkat permintaannya di pasar ekspor.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian mencatat kenaikan sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
“Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi Covid, yang ekspor nya juga tetap jalan adalah pertanian,” kata Mentan saat memberikan arahan dalam acara “Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia” di Lembang, kemarin (18/9).
Baca Juga:Polemik Stiker Kemasan Beras, Kepala Dinas Sosial P3A: Kualitasnya PremiumBupati Anne: Kita Akan Bantu Pengrajin Gerabah Purwakarta
Salah satunya komoditas yang tinggi permintaannya yakni Kaktus atau anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae ternyata memiliki arti berbeda ditangan eksportir asal Bandung ini.
“Ada lagi yang lebih hebat. Kembang kita yang digarap anak muda dilahan pekarangan menjadi tanaman hias sekarang sudah di ekspor hasilnya sekitar 80 hingga 200 juta pengakuannya dalam sebulan,” ucap Mentan.
Ditengah siatuasi pandemi ini, ekspor kaktus dari Jawa Barat pada semester I tahun ini meningkat empat kali lipat atau kenaikannya sebesar 13,7 ribu batang dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai 2,8 ribu batang. Tujuan ekspornya diantaranya ke Amerika, Kanada, taiwan dan Korsel.
Support untuk kepentingan bersama
“Ini membuktikan bahwa, kita mampu, kita bisa dan kita harus bangkit. Kami akan ‘support’ penuh apa yang bisa kita lakukan bersama,” terang Mentan SYL.
Selain kaktus, pria yang biasa di sapa SYL ini juga menyerahkan beberapa phytosanitary certificate komoditas pertanian asal Jawa Barat yang akan diekspor ke mancanegara dengan total nilai Rp 15,4 milyar.
Adapun ke-6 komoditas tersebut diantaranya teh, kopi, jeruk purut, sayuran, vaksin dan sarang burung walet.
Menurutnya, ekspor itu bagi pemerintah adalah sebuah kebanggaan negara, namun bagi masyarakat adalah sebuah berkah, berkah bagi petani dan pelaku agribisnis serta masyarakat sekitar yang hidup dari sektor itu.
Baca Juga:Pasien Positif Covid-19 Klaster Kecamatan Kasomalang Jalani Isolasi MandiriSidak Galian Tanah Merah, Ketua DPRD Purwakarta Kang Amor: Hentikan Kegiatan!
“Seperti jeruk purut, dipasar domestik harganya sekitar 50 ribu, nah di Eropa harganya sekitar 130 ribu, ini kan bagus, ada nilai tambah lebih, apa lagi kalau bisa diolah misalkan, saya yakin kita bisa,” ungkap Mentan SYL.