Dari total 221 orang karyawan yang ada, pada saat ini pihaknya hanya memperkejakan sekitar 60 orang saja. Pengelola objek wisata sudah berkomitmen apabila karyawan nanti dibutuhkan, mereka yang dirumahkan akan kembali dipanggil.
“Tunggu kebutuhan karena pasti nanti kita membutuhkan mereka lagi, dan mereka juga membutuhkan kita. Kalau tidak diikat, yang kami khawatirkan stres karena dalam kondisi seperti ini mencari kerja susah,” jelasnya.
Menurut dia, sekalipun kunjungan hanya dibuka 30 persen tetapi pihaknya tetap merasa was-was sebab bisa saja ada pengunjung berstatus orang tanpa gejala (OTG). Oleh karena itu, sesuai aturan pemerintah di masa Covid-19, para pengunjung diwajibkan mengikuti prosedur kesehatan mulai dari pengecekan suhu tubuh, cuci tangan dan menggunakan masker.
Baca Juga:Pekan Depan, IMI Jawa Barat Baksos di SubangDonasi untuk Jabar Terus Mengalir
“Kita juga meminta kepada karyawan supaya benar-benar disiplin di dalam melakukan protokol kesehatan, termasuk menerapkan gaya hidup sehat. Semuanya wajib memahami SOP dan harus berani mengingatkan pelanggan yang tidak mematuhi koridor protokoler,” tandasnya.(eko/ded)