Namun disisi lain mereka juga seolah dipaksa untuk bertarung melawan maut ketika memutuskan tetap berjualan dengan resiko tinggi demi memenuhi kebutuhan pokok yang seharusnya pemenuhan nya dikala pandemi dijamin oleh pemerintah sebagai pemimpin.
Karena sebagai pemimpin pemerintah wajib menjamin ketersediaan kebutuhan pokok warganya, juga keselamatan rakyat yang dipimpinnya. Karena pemimpin nantinya akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya itu.
Jika banyak nyawa yang melayang karena kebijakan Pemerintah yang abai terhadap rakyatnya, lantas apakah pemimpin seperti ini yang diharapkan rakyat?
Baca Juga:Dinas Kesehatan Karawang Gelar Swab Tes Massal di Tiga KecamatanRealisasi PAD Turun Akibat Pandemi Covid-19
Rakyat butuh perlindungan untuk hidupnya dan yang dapat melindungi adalah seorang pemimpin. Namun saat ini pemimpin justru mementingkan perekonomiannya diatas keselamatan rakyat.
Rakyat tetap harus bekerja meski keberadaannya diluar sangat membahayakan bagi dirinya maupun orang lain. Semakin banyak rakyat yang tumbang akan pandemi ini, bukankah akan semakin memperburuk perekonomian pula?
Beginilah gambaran ketika aturan yang dipakai dalam kepemimpinan bukanlah berdasarkan Wahyu Illahi, dalam sistem ekonomi kapitalis liberal negara hanya berperan sebagai regulator sehingga rakyat sendiri yang harus bejibaku memenuhi kebutuhannya. Dan seolah membiarkan rakyat nya dalam ancaman bahaya demi stabilitas ekonomi.
Berbeda dengan Islam, dimana pemimpin akan megutamakan keselamatan rakyatnya daripada perekenomian. Karena pemimpin dalam Islam mengetahui bahwa seorang pemimpin nantinya akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Sabda Nabi SAW :
“Imam itu adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhori)
Dengan begitu, keselamatan rakyat merupakan yang lebih utama dari perekonomian. Jika rakyat sehat tentu saja perekonomian akan membaik dan selamat. Namun hal itu hanya ketika Islam diterapkan secara menyeluruh.
Wallahu a’lam