LEMBANG-Berbeda dengan daerah wisata lainnya di Jabar, Pemkab Bandung Barat berencana mengadakan rapid test di wisata Bandung Barat hanya untuk karyawan objek wisata dan belum berencana rapid test terhadap para pengunjung.
Padahal kini mulai marak warga dari luar daerah yang memadati kawasan Lembang untuk berwisata.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan tes korona hanya kepada karyawan objek wisata karena mereka yang berhubungan langsung dengan para pengunjung dari luar.
Baca Juga:Petugas Gabungan Tertibkan Pedagang Tumpah di Depan Ruko Gunungsari lembangJimmy Optimis Bacabup Gerindra di Pilkada Kabupaten Karawang
“Kami belum berpikir untuk rapid test terhadap para pengunjung, selain akan mengganggu kenyamanan, juga belum dikomunikasikan dengan Gubernur.
Yang jelas, karyawan di objek wisata yang harus benar-benar ketat agar tak menular dari pengunjung wisata,” kata Aa Umbara, Rabu (24/6).
Saat ini, rapid test terhadap karyawan objek-objek wisata tengah dilakukan secara bertahap yang biayanya masih ditanggung pemerintah.
Kedepannya, lanjut dia, pihak pengelola wisata bisa mengajukan secara mandiri ke puskesmas terdekat untuk rapid test secara berkala.
“Tes korona di objek wisata masih dibiayai pemerintah, tapi sesudah dibiayai pemerintah, mereka bisa memakai biaya sendiri atau mengajukan ke puskesmas,” bebernya.
Jika hasil tes negatif, KBB masih aman dari virus tersebut
Jika dari hasil tes ternyata para karyawan dinyatakan negatif korona, dia menyatakan, dipastikan wilayah Bandung Barat masih aman dari penyebaran virus tersebut.
“Yang harus ketat karyawan. Karena kan karyawannya kebanyakan warga Bandung Barat. Kalau tidak kena, tidak masalah, kita bisa tetap di zona biru,” ujarnya.
Baca Juga:Cellica Belum Pikirkan Pilkada Karawang, Acep Jamhuri Dapat Dukungan UlamaBRI Cabang Purwakarta Undi Panen Hadiah Simpedes Periode 2
Dia mengungkapkan, sejauh ini kerumunan orang masih sering ditemukan di objek wisata dan pasar-pasar tradisional.
Untuk itu, rapid test akan terus dilakukan hingga vaksinya ditemukan. “Pengambilan sampling dan rapid test akan terus dilakukan secara berkala hingga vaksinnya sudah ditemukan.
Sebulan sekali dicek, baru berhenti tes jika vaksin atau obatnya sudah ditemukan,” ungkapnya.
Dirinya pun terus mengimbau masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dengan selalu memakai masker, jaga jarak dan rutin mencuci tangan.