BANDUNG-Perwakilan BKKBN Jawa Barat mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya untuk menyukseskan pelayanan 1 juta akseptor yang dilaksanakan dalam rangka peringatan ke-27 Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2020 mendatang.
Bukan tanpa alasan, BKKBN mematok hampir setengah dari 1 juta target nasional tersebut berasal dari Jawa Barat. Tepatnya, 454.226 akseptor.
“Kami optimistis bisa memenuhi target tersebut. Memang tantangannya karena ini sedang dalam masa pandemi Covid-19. Pelayanan tidak bisa dilakukan secara massal.
Baca Juga:Cara PT Tirta Investama Terapkan Protokol Kesehatan di Lingkungan PabrikDinsos Pasang Stiker di Rumah Penerima PKH dan BPNT di Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat
Namun begitu, kami menyiasatinya dengan mengerahkan seluruh petugas hingga jejaring masyarakat,” ungkap Kepala Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jawa Barat Herman Melani saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (24/6).
Dia menjelaskan, pengerahan “pasukan” dilakukan didasari pertimbangan besarnya target yang dibebankan BKKBN Pusat kepada Jawa Barat. Juga jenis kontrasepsi yang menitikberatkan pada perlunya penggerakkan massif.
Dari 454.226 akseptor, 384.932 atau sekitar 85 persen di antaranya merupakan pil dan kondom. Dua jenis kontrasepsi itulah jelas membutuhkan mobilisasi petugas besar-besaran.
Antarkan pil dan alat kontrasepsi secara door to door
“Sesuai arahan (BKKBN) Pusat, selama masa pandemi ini para petugas lini lapangan mendapat tugas mengantarkan pil dan kondom kepada akseptor secara door to door.
Langkah ini diambil mengingat keterbatasan fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi. Dengan begitu, strategi paling memungkinkan adalah dengan menggerakkan lini lapangan,” tambahnya.
Ia mengaku diuntungkan dengan karakteristik program keluarga berencana (KB) atau kini menjadi pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) yang lebih bersifat gerakan. Gerakan inilah yang memungkinkan segenap unsur masyarakat untuk terlibat dalam program Bangga Kencana.
Sejak kelahirannya, program KB sudah melibatkan institusi masyarakat perdesaan (IMP) yang benar-benar memanfaatkan potensi masyarakat itu sendiri.
Baca Juga:Samsat Subang Buka Layanan Mobil Keliling di Empat TitikKajari: Proses Hukum Sudah Kembali Normal, Pemeriksaan Dibatasi
Dengan demikian, pelibatan masyarakat bukan semata-mata demi menggenjot pelayanan KB dalam rangka Harganas.
Lebih dari itu, kolaborasi menjadi semacam pembuktian bagi BKKBN dan masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan program Bangga Kencana.
“Salah satu kekuatan BKKBN terletak pada keberadaan IMP. Mereka merupakan ujung tombak program. Khusus dalam kegiatan pelayanan serentak ini, pos KB dan sub pos KB bergerak menjadi perpanjangan rantai pasok alat dan obat kontrasepsi.