JAKARTA – Perusahaan Digital terbesar di dunia, Google menyatakan bahwa pihaknya akan membayar sejumlah perusahaan media massa terkait konten berita.
Keputusan ini diambil pada Kamis (25/6/2020) setelah muncul desakan dari pemerintah dan kelompok media di seluruh dunia.
Namun, belum diketahui bagaimana skema pembayarannya. Meski demikian, langkah ini membuktikan adanya perubahan kebijakan yang signifikan dari perusahaan raksasa internet itu.
Baca Juga:Kapolri Cabut Larangan Pengumpulan Massa tapi Tetap Harus Laksanakan 4 Poin IniKKN Tematik UPI Daring Mengedukasi Masyarakat Kampung Boreas dan Siswa SDN Kaliangsana Mengenai Pencegahan Covid-19
Seperti dikutip dari FIN, untuk tahap awal Google akan membayar mitra media di tiga negara serta situs berita berbayar sehingga bisa memberikan informasi gratis kepada pengguna aplikasi.
Program ini akan dimulai terhadap media lokal dan nasional di Jerman, Australia, dan Brasil dan akan diperluas ke lebih banyak negara.
Mitra awal Google adalah Grup Spiegel di Jerman dan Diarios Associados Brasil. Penerbit Australia, Schwartz Media, The Conversation, dan Solstice Media juga ikut menjadi mitra.
“Industri berita penting, mungkin sekarang sudah lebih dari sebelumnya, ketika orang mencari informasi yang dapat mereka andalkan di tengah pandemi global dan meningkatnya kekhawatiran tentang ketidakadilan rasial di seluruh dunia,” kata wakil presiden Google untuk manajemen produk berita, Brad Bender.
Bender menambahkan, Google ingin membayar konten berkualitas demi menghadirkan pengalaman baru pada akhir tahun ini, sehingga memungkinkan kelompok media memonetisasi konten.
“Langkah ini muncul di saat banyak organisasi berita, terutama cetak, harus berjuang lebih keras di tengah penurunan jumlah pembaca serta meningkatnya tantangan dan persaingan dalam ekosistem digital, di mana pendapatan iklan didominasi Google dan Facebook,” terangnya.
Dapat diketahui, Google dituduh menyedot pendapatan online dan menghadapi tuntutan hukum di Prancis dan Australia karena menolak membayar media atas konten mereka.
Baca Juga:Fokus Benahi Ekonomi, Tawarkan Proyek Investasi Rp 700 TRidwan Kamil Cek Pelaksanaan Rapid Test di Ponpes Al Falakiyah
Namun, perusahaan yang bermarkas di California, Amerika Serikat itu menepis tuduhan tersebut, justru ingin membantu kegiatan jurnalisme melalui Google News Initiative.
Google bukan yang pertama punya rencana membayar organisasi media, tahun lalu Facebook menyatakan akan membuat ‘tab berita’ melalui kerja sama dengan tujuan mempromosikan jurnalisme serta membendung informasi hoaks.
Apple juga meluncurkan aplikasi berita pada 2015 yang membantu mempromosikan media berlangganan. Lalu pada 2019 menambahkan layanan berbayar yang disebut Apple News + sehingga bisa berbagi pendapatan dengan penerbit surat kabar dan majalah. (fin/ysp/ded)