Migrasi yang dilakukan, bisa terjadi dalam ruang lingkup internal ataupun melintasi batas administratif sebuah kawasan/negara.
Migrasi dan PPDB sistem zonasi tidak bisa terpisahkan bahkan sistem zonasi menjadi salah satu penyebab terjadinya migrasi. Pada umumnya, migrasi disebabkan oleh hal-halberikut: 1) Kepadatan Penduduk, 2) Tidak ada lapangan pekerjaan, 3) Menipisnya sumberdaya alam, 4) Memperbaiki taraf hidup, 5) Melanjutkan Pendidikan, 6) Alasan politik, 7) Hubungan sosial yang tidak harmonis, 8)Terdapat konflik, dan 9) Pemerataan penduduk. Kini, sistem zonasi dipakai sebagai sebuah strategi baru agar anaknya bisa diterima di sekolah tujuan.
Sistim ini telah merubah perilaku masyarakat untuk melakukan migrasi mendekati sekolah tujuan. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan izin pindah dari pemerintah setempat, sebuah keniscayaan yang benar-benar terjadi di masyarakat.
Baca Juga:Catat Caranya, Google Akan Bayar Media Massa di DuniaKapolri Cabut Larangan Pengumpulan Massa tapi Tetap Harus Laksanakan 4 Poin Ini
Poin5 (lima) yaitu melanjutkan pendidikan, menjadi dasar hukum bagi sebagian orang untuk melegalisasi migrasi dalam sistem penerimaan peserta didik pada hal migrasi itu seharusnya dilakukan setelah peserta didik benar-benar diterima di sekolah tujuan bukan sebaliknya, karena ingin diterima di sekolah yang dituju maka dilakukan migrasi.
Melakukan migrasi atau perpindahan merupakan sebuah keputusan besar karena harus meninggalkan daerah asal untuk menetap baik sementara ataupun selamanya di daerah tujuan.Dibutuhkan kesiapan mental untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungan baru.
Dampak pemberlakuan sistem zonasi mulai terasa sejak tahun 2019, beberapa rekan guru yang mengajar di sekolah tertentu (yang dulu disebut sekolah unggulan) merasa keteteran menghadapi peserta didik yang memiliki kompetensi di bawah rata-rata dan kebanyakan dari mereka adalah peserta didik yang masuk melalui jalur zonasi.
Para guru harus bekerja keras mempersiapkan model pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan mencapai sasaran. Walaupun pada awalnya, sistem zonasi akan menghilangkan rasa minder atau egosentris peserta didik sehingga mereka akan memiliki prestasi yang sama dan merata di setiap sekolah.
Masyarakat masih belum mampu menghilangkan image sekolah unggulan dalam benaknya sehingga masih memiliki harapan besar untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tertentu berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya pada saat belajar di sekolah tersebut atau karena melihat output dari sekolah yang bersangkutan.