NGAMPRAH-Pasca penerapan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB), beberapa sektor ekonomi mulai menggeliat. Diantaranya para petani, harga kopi di Bandung Barat sudah mulai stabil.
Pada awal Maret 2020, harga gabah kopi atau coffee cherry menyentuh angka terendah Rp4.500 per kg. Namun Berdasarkan catatan Dinas Pertanian, harga kopi Arabika pasca AKB berkisar Rp6.500 – Rp 8.200/kg.
“Arabika kini mulai stabil diangka Rp 8.200/kg. Sebelum pandemi harga normal kopi Rp11.000/kg, ini lebih baik dibanding awal pandemi yang sempat menyentuh Rp.4.500 per kg,” kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) KBB, Heru BP, belum lama ini.
Baca Juga:Pembukaan Sektor Pariwisata, Kedisiplinan Masyarakat Jadi AcuanPeringati Hari Keluarga Nasional 2020, DP2KBP3A Optimalkan 8 Fungsi Keluarga
Heru menjelaskan, harga kopi anjlok akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberbagai daerah, sehingga permintaan pasar menurun karena sektor hilir ditutup.
Pandemi Covi-19 juga membuat alur distribusi kopi terhambat karena pengiriman barang untuk konsumen lokal dan luar negeri dihentikan sementara. “Saat PSBB restoran, kafe dan hotel tutup tentu permintaan pasar jadi menurun,” kata Heru.
Sementara itu, Dinas Pertanian mencatat, produksi Kopi Arabika KBB tahun 2019 mencapai 824,7 ton green beans. Dengan jumlah petani 3.097 KK di lahan seluas 2.581 hektare.
Pada sisi produksi, industri pertanian kopi tahun 2020 tidak cukup terpengaruh wabah Korona. Bahkan, hasilnya bisa lebih besar dari tahun sebelumnya, karena program rehabilitasi tanaman, bantuan pupuk, bibit dan sarana budi daya telah dilakukan pasca pandemi.
“Di beberapa daerah saat ini bahkan tengah panen. Yang justru paling terpengaruh adalah sektor hilir, karena harus tutup sementara,” jelasnya.(eko/sep)