Memilih Menginap di Rumah Teman, Paginya Baru Pulang
Berkelok dan penuh lubang, Jalan Wanayasa rawan kecelakaan. Ditambah minimnya penerangan jalan umum (PJU) di lokasi. Jalan tersebut yang dikenal sebutan jalur Ranca Darah Wanayasa Purwakarta, dalam bahasa Sunda.
Laporan: MALDIANSYAH, Purwakarta
Jalur tersebut kini ditakuti warga, khususnya di malam hari. Dengan seribu cerita tragedi di masa perjuangan pada masa lampau.
Jalan ini merupakan jalan penghubung dua Kabupaten, Subang dengan Purwakarta. Jalur Ranca Darah Wanayasa menjadi jalur alternatif dengan riwayat sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia pada zamannya.
Baca Juga:Objek Wisata di Purwakarta Mulai Dibuka KembaliBRI Serahkan Grand Prize Panen Hadiah Simpedes
Jaja (40) warga Wanayasa yang setiap hari bekerja serabutan, dengan dua shift waktu kerja mengaku tidak berani pulang usai bekerja dishift dua.
“Engga beraninya pertama gelap, jalannya penuh lubang. Kalau pelan takut disergap penjahat (begal), tapi kalau kebut takut jatuh. Dilema jadinya, makanya kalau pulang malam di atas jam 21.00 WIB, saya memilih nginep di rumah teman, paginya baru pulang ke Wanayasa,” tutur Jaja .
Jaja berharap, selain diperbaiki. Jalur Ranca Darah Wanayasa Purwakarta khususnya yang dikenal angker, diharapkan dipasang lampu penerangan jalan.
“Minimal tidak takut jatuh dan kalau terang kan orang jahat enggak berani. Sebab pengendara lain juga melihat jika ada sesuatu,” ucapnya.
Pantauan Pasundan Ekspres di lokasi, jalur Ranca Darah berkelok-kelok dengan tikungan tajam. Pepohonan besar di samping jalan nampak membuat jalur Ranca Darah nampak gelap, pun di siang hari.
“Siang aja gelap, apalagi malam, sinar matahari aja engga nembus apalagi sinar bulan,” lanjut Jaja.(mas/ysp)