PURWAKARTA-Nasi Pampis, mendengar menu yang satu ini boleh jadi membuat para pecinta kuliner di Purwakarta bertanya-tanya. Namanya yang tak umum malah semakin bikin penasaran. Maka pertanyaan itulah yang pertama kali ditujukan kepada Rini Aprianti (28), owner Nasi Pampis by Dapur Teteh saat Pasundan Ekspres berkunjung ke Kedai Dahlia di Jl Jenderal Sudirman 193, Purwakarta, Senin (29/6).
“Pampis ini aslinya dari Manado, berupa suwiran Ikan Cakalang,” kata Rini yang mengaku sudah berjualan Nasi Pampis sejak 2018 ini.
Tapi, sambungnya, untuk menu Nasi Pampis, Rini tak menggunakan bahan Ikan Cakalang, melainkan Tuna lokal yang dibumbui khas Pampis Cakalang.
Baca Juga:Selama Mei, 171 Pasangan di Kabupaten Subang BerceraiMengkhawatirkan, Pohon Ki Tambleg di Wisma Karya Subang Dibiarkan Tak Terawat
“Selain sulit untuk mendapatkan Cakalang, penggunaan bahan Ikan Tuna lokal ini juga untuk menyesuaikan dengan lidah orang Purwakarta. Soal rasa silakan nilai sendiri,” ujarnya.
Untuk ide awalnya, kata Rini, adalah membuat sajian untuk anak muda yang simpel tapi kaya akan rasa. “Karena itu pula Nasi Pampis disajikan dalam wadah rice bowl yang pada 2018 lalu belum ada sajian rice bowl di Purwakarta. Insyaallah, kami pelopornya,” ucap Rini.
Lokasi strategis
Karena menyasar anak muda, awalnya Rini memilih tempat berjualan di Kedai 71 yang posisinya di samping Grha Polibisnis Purwakarta. Strateginya itu tak salah. Nasi Pampis laris dibeli mahasiswa Polibisnis.
Nasi Pampis pun semakin dikenal dan telah memiliki pelanggan setianya. Namun sejak awal Maret 2020, Nasi Pampis by Dapur Teteh terpaksa pindah karena Kedai 71 dijual oleh pemiliknya.
“Sejak itu pula Nasi Pampis pindah alamat ke Kedai Dahlia. Alhamdulillah, saya tak khawatir sepi pembeli karena telah memiliki pelanggan. Di samping itu, pelanggan Nasi Pampis mayoritas memesan via online. Kami juga sudah bekerjasama dengan Go Food dan Grab Food,” kata ibu dari tiga anak ini.
Rini yang juga aktif di komunitas UKM ICSB dan Icip ini bahkan kerap menerima pesanan dalam jumlah banyak untuk suatu acara. “Ini berkat jejaring kawan-kawan di komunitas UKM,” ujar Rini yang juga tercatat sebagai Guru PKn di SMK Bhakti Asih dan MAN Purwakarta ini.