SUBANG-Pohon Baobab atau jika di Subang dikenal dengan istilah nama pohon Ki Tambleg yang berada di sekitar Wisma Karya Subang, saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan.
Padahal, pohon yang konon sebagai ikon konservasi di Kabupaten Subang ini, menghabiskan anggaran yang tidak main-main, yakni hingga ratusan juta rupiah rela digelontorkan Pemda Subang hanya untuk memindahkan pohon ki Tambleg dari tempat asalnya di sekitar perkebunan Tebu milik PG Rajawali di Pasir Bungur Purwadadi, sejak tahun 2011 lalu.
Pantauan Pasundan Ekspres, posisi pohon sudah tidak tegak, jika dilihat dari arah Selatan doyong ke sebelah kanan. Disekelilingnya tali seling sebesar jempol kaki diikatkan sebagai penahan, mungkin takut suatu waktu akan roboh.
Baca Juga:Kisruh Bansos Desa Kalijati Timur, Kades: Bantuannya Belum AdaPeringati Hari Bhayangkara, Polres Purwakarta Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan
Tak ada daun hijau selembar pun yang terlihat tumbuh di setiap rantingnya, padahal pohon lain di sekitar wisma karya subur hijau. Hal itu disebabkan karakter pohon yang memang sedang kering kerontang atau akan mati karena tidak terawat.
Salah seorang masyarakat Subang, Yayan (41) menyayangkan kondisi pohon Ki Tambleg saat ini yang terkesan tidak terawat.
Jika kondisi ikon konservasinya saja seperti keadaan pohon Ki Tambleg di halaman Wisma Karya saat ini, maka bisa diambil kesimpulan bagaimana upaya pelestarian lingkungan di Subang masih terbelakang.
Ikon Kota Subang
“Pohon Ki Tambleg itu ikonnya konservasi di Subang kan katanya. Tapi lihat saja sekarang bagaimana keadaanya, sangat disayangkan pemerintah terkesan abai. Padahal dulu waktu pemindahannya diseremonialkan,” ungkapnya.
Sejak tahun lalu, lanjut dia, pohon di wisma karya ini sebenarnya sudah mengalami reposisi.
Pohon asem (adansonia digitata) raksasa berusia puluhan tahun yang berada di wisma karya Subang terpaksa digali untuk direposisi atau penempatan kembali ke posisi semula karena kondisi pohon yang miring ke sebelah barat sejak bulan Mei 2019 lalu.
Penempatan posisi ulang itu, kata dia, saat itu dikomandoi oleh Cece Rahman selaku pegiat lingkungan dari LAMS.
Baca Juga:Aliansi Masyarakat Anti Komunis di Karawang Tolak RUU HIPAda Tumor di Pipi Kanan, Aditya Alfareza Bocah asal Desa Cibodas Kecamatan Sukatani Kesulitan Makan
Dia menjelaskan bahwa reposisi pohon Ki Tambleg itu berdasarkan instruksi dari Sekretaris Daerah Kabupaten Subang H.Aminudin untuk membetulkan posisi ki tambleg.