TASIKMALAYA — Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum bersilaturahmi dengan DPD APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) Provinsi Jabar dan APDESI Kab. Tasikmalaya di Lapangan Sakti Lodaya Desa Cisayong, Kab. Tasikmalaya, Sabtu (27/6).
Dalam pertemuan tersebut, Kang Uu meminta kepala desa di Jabar untuk terus berinovasi, supaya potensi desa dapat dikembangkan dan kesejahteraan masyarakat desa meningkat.
Selain berinovasi, Kang Uu menyarankan kepada kepala desa se-Jabar untuk mengunjungi desa berstatus mandiri, dan mempelajari inovasi pembangunan di sana.
Baca Juga:Kegiatan Ekonomi Kembali Normal Seratus PersenBentuk Majelis Masyayikh, Wagub Serap Aspirasi Ulama
“Kalau sekarang bapak-bapak jadi kepala desa tapi cicing di desa eta we (tetap diam di situ saja), artinya pola pikir tidak berubah, pendengaran juga tidak bertambah. Jadi kedah (harus) naik kelas dari waktu ke waktu,” kata Kang Uu.
Kang Uu mengatakan, komunikasi kepala daerah dengan pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi amat krusial dalam pembangunan desa.
“Pandai-pandailah kepala desa membangun komunikasi (dengan pemerintah daerah),” ucapnya.
Kang Uu pun berharap kepala desa mampu menginformasikan kepada masyarakat luas terkait inovasi dan pembangunan di daerahnya.
Untuk diketahui, pemanfaatan Dana Desa didukung oleh Pemerintah Provinsi membuat perubahan signifikan bagi desa-desa di Jawa Barat sejak tahun 2015 hingga saat ini. Jumlah Desa Mandiri dan Desa Maju bertambah seiring dengan penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan.
“Ini karena program inovasi dari desa yang memang sangat dirasakan dengan masyarakat,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemprov Jawa Barat Dedi Supandi beberapa waktu lalu.
Menurut Dedi, pengelolaan Dana Desa di perdesaan Jawa Barat juga ditunjang oleh ekosistem pemberdayaan desa yang dibangun oleh Pemprov Jabar. Secara garis besar, Jabar memiliki program Desa Juara dengan menggulirkan program Digitalisasi Layanan Desa, Gerbang Desa (Gerakan Membangun Desa), dan One Village, One Company (OVOC).
Dedi Supandi memaparkan sejak Dana Desa digulirkan dengan model Desa Juara jumlah Desa Sangat Tertinggal dari 48 pada tahun 2018 menjadi menjadi nol pada 2019. Perkembangan signifikan juga terjadi di tingkat Desa Maju yang meningkat dari 625 pada tahun 2018 menjadi 1.232 pada tahun ini.