KARAWANG-Infrastruktur jalan untuk penunjang pertanian dinilai masih belum dibangun secara maksimal. Pasalnya, masih kondisi jalan khususnya di Desa Lemahabang masih banyak yang rusak.
Kepala Desa Lemahabang, Didin Al Ayudin mengungkapkan, Desa Lemahabang hanya memiliki 296 hektare lahan pertanian. Sedangkan luas tanah daratnya sekitar 401 hektare persegi. Meskipun lahan sawahnya kecil, kata Didin, namun infrastruktur untuk sektor pertanian ia akui masih belum digarap maksimal. Pasalnya, prioritas pembangunan dari sumber transfer desa, masih fokus pada sarana infrastruktur di lingkungan masyarakat.
“Utamanya jalan irigasi Sindangkarya-Purwasari. Itu panjangnya sekitar 1 kilometer. Kalau hujan, petani tidak bisa melintasi jalan itu. Padahal, itu jalan usaha tani paling sibuk,” ujar Didin.
Baca Juga:Warga Blok F Perumnas Karawang Tanam dan Pelihara Pohon untuk Sukseskan Desa JuaraTes Urine Anak Sekda Karawang Negatif
Didin mengatakan, jalan usaha tani di Desa Lemahabang masih banyak yang belum tersentuh pembangunan. Ada pun beberapa titik yang sudah dibangun, kata Didin, memanfaatkan anggaran dari aspirasi dewan. Itu pun hanya cukup untuk membuat turap penahan air (TPT) saja. “Dana Desa juga belum bisa kita tumpahkan ke sana, karena prioritas pembangunan yang lain juga masih banyak,” tandasnya.
Ia menambahkan, untuk mengejar ketertinggalan pembangunan jalan usaha tani, Pemerintah Desa Lemahabang terus mencari sumber anggaran lain yang bisa dimaksimalkan untuk menggarap jalan tersebut. “Ya harapannya supaya ada program yang bisa digunakan untuk percepatan pembangunan di jalan itu,” harapnya.
Lanjut Didin, dampak dari Pandemi Covid-19 ini bukan hanya membuat sektor ekonomi masyarakat menurun. Akan tetapi, berdampak pada sektor percepatan pembangunan di desa.
Pasalnya, hampir seluruh anggaran desa dialihkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk Bansos Covid-19. Sesuai anjuran mentri desa melalui Permendes Nomor 6 tahun 2020. “Salah satu dampak yang dirasakan dengan adanya Pandemi ini, ya itu, pembangunan jadi terhambat,” pungkasnya.(use/vry)