Audisi tahap ketiga , juara tingkat provinsi sebanyak 5 pesantren dengan hadiah masing-masing Rp 400 juta.
Sementara untuk program OPOP sendiri untuk pendaftaran peserta telah dilakukan sejak Maret hingga April 2020 dilakukan secara online dan sebanyak 1.058 pesantren. Nantinya pesantren ini akan diseleksi mulai seleksi administrasi, wawancara.
Lolos seleksi wawancara sebanyak 500 pesantren akan mengikuti tahapan selanjutnya. Mulai pendampingan, pelatihan, pemagangan, audisi, temu bisnis dan gelar produk.
Baca Juga:Fraksi Nasdem Bekali Calon yang akan Bertarung di JabarTuai Kritikan Pedas, Menkes Nyatakan Mundur Diri
“Kita berharap pandemi Covid-19 segera berlalu agar program OPOP bisa berjalan sesuai dengan harapan. Walau saat ini kita lebih banyak dilakukan secara virtual atau online, namun ada beberapa tahapan yang sulit dilakukan online. Contoh, magang lebih enak dilakukan secara langsung. Jadi walaupun harus dilakukan secara langsung kita tetap memperhatikan protokol kesehatan,” jelasnya.
Tutus mengungkapkan, program OPOP sejak dirancang untuk mendorong pesantren di Jabar untuk mandiri secara ekonomi. Pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi. Dari 9.000 pesantren di Jabar, sebagian besar diantara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Lewat program OPOP, pesantren bukan hanya akan mengikuti audisi untuk dicari yang terbaik, tapi pesantren juga akan mendapatkan peningkatan wawasan dan pengetahuan dan pendampingan usaha. Harapannya, pesantren yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang mampu memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional produk-produk yang dihasilkan akan dicarikan pembelinya oleh Pemprov Jabar atau biasa kita sebut dengan “off taker”. (rls)