Bawa Uang Seadanya, Istirahat di Polsek dan Koramil
Diusianya yang sudah memasuki senja, Subiyanto kakek asal Temanggung Jawa Tengah bertekad berkeliling Pulau Jawa dengan sepeda di saat pandemi Covid-19. Pria yang akan menginjak usia 56 tahun ini memutuskan tidak akan berhenti mengayuh sepeda sebelum pandemi ini berakhir.
LAPORAN: Eko Setiono, Bandung Barat
Aksi Subiyanto tergolong nekat. Pasalnya warga asli Temanggung Jawa Tengah itu hanya membawa bekal uang Rp140 ribu, serta ransel yang berisi matras dan pakaian ganti secukupnya yang diikatkan di jok sepedanya.
Sepeda milik Subiyanto juga tergolong biasa-biasa saja. Kendaraan ramah lingkungan yang dibeli pada tahun 2006 dengan harga Rp110 ribu itu hanya dihiasi sebuah tulisan ‘Gowes Temanggung’ yang ditempelkan di depan keranjang. Lalu pada bagian belakang sepeda dipasang bendera merah putih.
Baca Juga:Ormas Laskar Indonesia Minta Kasus Penyerobotan Tanah DituntaskanDPRD Kabupaten Karawang Godok Raperda Perlindungan Buruh Migran
Mengawali perjalanan dari kampung halamannya pada bulan Februari lalu, puluhan daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten sudah dilewatinya. Keputusan yang dibuat Subiyanto bukan tanpa alasan, aksi nekatnya ini dilakukan karena dirinya sudah terlanjur cinta sepeda walaupun dalam perjalanan, jiwanya terancam penyebaran virus korona.
Optimis bisa terus sehat
“Semua manusia pasti akan mati, saya enggak boleh takut. Ikhtiar saja, yang penting optimis bisa terus sehat,” kata Subiyanto ditemui saat beristirahat di Jalan Raya Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, belum lama ini.
Walaupun hanya membawa uang seadanya, dirinya tak pernah merasa khawatir karena banyak orang yang simpati memberi makan dan minuman untuknya. Untuk bermalam, ia biasanya beristirahat di kantor Koramil atau Polsek di setiap lokasi yang dilewatinya.
“Banyak orang-orang yang ngasih makan saya. Ketika pegal-pegal atau capek, saya biasanya beristirahat sebentar lalu lanjut. Sedangkan untuk tempat bermalam, kalau bukan di Koramil atau Polsek, saya tidur di pom bensin atau kantor desa,” terangnya.
Sering ada yang mengajak Subiyanto agar mengangkut sepedanya ke atas mobil, namun semuanya itu ditolak karena ia sudah bertekad menyelesaikan perjalanannya dengan naik sepeda.