Dibeberapa wilayah di China seperti pedesaan dan sekitarnya masih memperbolehkan pasangan suami istri untuk memiliki lebih dari 1 anak, tetapi hal tersebut dapat dilakukan jika anak pertamanya perempuan. Setelah diterapkannya kebijakan ini di China masyarakat banyak sekali yang melakukan hal kejahatan seperti pembunuhan dan aborsi jika mengetahui bahwa anak yang akan lahir adalah perempuan.
China mengalami keberhasilan dari diterapkannya kebijakan satu anak ini atau One Child Policy yaitu pada saat ini china dapat menurunkan jumlah penduduk hingga 400 juta jiwa. Tetapi disamping keberhasilan tersebut, China mengalami krisis demografi yaitu melambatnya pertumbuhan populasi, serta jumlah penduduk perempuan dan laki-lali tidak seimbang (lebih banyak laki – laki).
Selain itu banyak sekali kontroversi yang timbul pada saat diterapkannya kebijakan One Child Policy yaitu tingginya umur penduduk yang berusia 50 tahun keatas yang menyebabkan kemunduran regenerasi karena lebih banyaknya jumlah penduduk lanjut usia dibandingkan dengan penduduk yang berusia produktif.
Baca Juga:POTENSI BABY BOOM DIMASA PANDEMIK COVID-19New Normal Bukan Normal !!!
Banyaknya penduduk berusia lanjut menjadikan tenaga kerja di negara China menurun yang berdampak juga pada penurunan perekonomian pada sektor industri. Merosotnya perekonomian yang berada di china karena kekurangan tenaga kerja, karena jumlah tenaga kerja sangat mempengaruhi jumlah hasil produksi.
Kebijakan One Child Policy selain keberhasilannya dalam menurunkan angka jumlah anak yang lahir tapi juga menjadi suatu serangan kirisis demografi pada saat itu. Kebijakan ini berlangsung selama kurang lebih 35 tahun, dengan banyak pertentangan dari warga negaranya.
Pertentangan yang terjadi yaitu pada saat salah satu orang wanita paruh baya yang menyampaikan aspirasinya pada masa tuanya tidak memiliki seorang anak satupun sehingga di keluarganya tidak akan ada regenerasi keturunan karena anak semata wayangnya meninggal pada umur 17 tahun pada saat kebijakan satu anak diterapkan.
Pada akhirnya banyak sekali propaganda dari masyarakatnya untuk mencabut kebijakan tersebut, hingga pada tahun 2015 pemerintah China mencabut kebijakan satu anak diganti dengan kebijakan dua anak dan pasangan di China dihimbau menambah keturunan. Hal tersebut dilakukan untuk memulihkan kondisi negaranya akibat dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan memiliki satu anak. Walaupun kebijakan satu anak diganti, kenaikan angka kelahiran anak di China tidak bertahan lama.