Dilihat dari variasi metode daring masih kurang memuaskan,baru mencapai angka 69 persen dan angka 31 persen harus mendapat perhatian bagi penentu kebijakan karena cukup tinggi dan 80 persen untuk tingkat kepuasan , sudah menggembirakan
Bagaimana reaksi mahasiswa akan pelaksanaan kuliah daring?
Dari suvei tersebut diperoleh hasil, bila dibreak down pada jenis mata kuliah maka mata kuliah yang materinya disampaikan dengan jelas atau mudah dipahami ditempati oleh mata kuliah Pengolahan Citra Digital dengan angka perolehan sebesar 97 %. Dengan spesifikasi sebanyak 73 % merasa jelas dengan penyampaian perkuliahan, 65% merasa pembelajaran mata kuliah tersebut tergolong variatif, serta kepuasan mahasiswa mencapai angka 75% dalam artian mata kuliah tersebut masuk ke dalam best pratice dalam kejelasan penyampaian materi.
Lain halnya dengan mata kuliah tertentu yang menduduki peringkat terakhir dalam kejelasan penyampaian materi perkuliahan yaitu memperoleh angka 43% dan masuk ke dalam mata kuliah yang memerlukan perbaikan dalam kejelasan penyampaian materi.
Baca Juga:Kebijakan Kependudukan Terekstrim di Dunia Pada Masanya Beserta Kontroversinya “One Child Policy”POTENSI BABY BOOM DIMASA PANDEMIK COVID-19
Mata kuliah Mineralogi dan Petrografi menduduki peringkat teratas dalam best prtice variatif metode pembelajaran dengan angka kepuasan mahasiswa mencapai 95%. berbanding terbalik dengan mata kuliah tertentu yang dirasa metode pembelajarannya sangat monoton.
Disini terlihat jelas ketimpangan yang terjadi dari setip mata kuliah memiliki tingkat kepuasan dan pemahaman yang berbeda-beda. Tingkat pemahaman menjadi faktor terpenting suatu perkuliahan daring dikatakan berjalan dengan baik atau tidak.
Apa saja faktor yang memengaruhi pemahaman mahasiswa saat perkuliahan daring?
Faktor pertama yang memengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa yaitu penjelasan dari dosen dan yang kedua dari individu mahasiswanya itu sendiri. Apabila dosen sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin dalam menyampaikan materi perkuliahan, akan tetapi jika mahasiswanya enggan membuka mata dan hanya terpacu pada penjelasan dosen sama saja perkuliahan daring akan berjalan kurang maksimal.
Faktor yang kedua yaitu berkaitan dengan waktu perkuliahan, dimana beberapa mahasiswa mengeluhkan waktu perkuliahan daring terlalu kaku layaknya perkuliahan tatap muka secara langsung. Disini maksudnya jam perkuliahan terbatas hanya 100 menit, mahasiswa diberi rung untuk berdiskusi dan apabila telah melebihi batas waktu tersebut maka ruang diskusi akan ditutup, sehingga beberapa keresahan akan materi perkuliahan kurang dapat disampaikan dengan baik.