SUBANG-PT Tirta Investama Subang bersama dengan Yayasan Javlec Indonesia, tahun 2020 melaksanakan serangkaian kegiatan konservasi di Desa Nagrak Kecamatan Ciater, Rabu (7/7). Sebelum terjun ke lapangan, dilaksanakan sosialisasi kepada masyarakat.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi pemetaan wilayah kerja bersama Kasi Trantib Kecamatan Ciater Aep Saefudin, Kasi Konservasi DLH Subang Cece Rahman, PPL Pertanian, Kades Nagrak Ahmad berikut warganya. Perwakilan PT Tirta Investama Oleh Nuryamin dan Tim Javlec Indonesia.
Pabrik Subang, Dwi Nofriyadi mengatakan, dalam kegiatan operasionalnya, Aqua memiliki komitmen ganda, untuk menjaga keseimbangan antara keberlangsungan bisnis dari sisi finansial dan keberhasilan sosial lingkungannya. Komitmen tersebut, diwujudkan melalui Aqua Lestari sebagai acuan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang berkelanjutan.
Baca Juga:TETAP PRODUKTIF DIMASA PANDEMIPilkada Serentak di Bawah Bayang-Bayang Pandemik
“Konservasi di Desa Nagrak, antara lain kegiatan pendampingan berbasis lingkungan, rencana pembuatan 6 sumur resapan, rencana pembuatan 150 lubang resapan biopori, rencana pembuatan 150 rorak, dan penanaman. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan bagian dari CSR Perusahaan,” kata Dwi melui Oleh Nuryamin selaku perwakilan dari CSR PT Tirta Investama.
Pabrik yang ramah lingkungan dan ramah sosial
Oleh Nuryamin juga menyampaikan, dalam operasionalnya PT Tirta Investama menerapkan Blue Operation. “Blue Operation, yaitu pabrik yang ramah lingkungan dan ramah sosial dengan 5 pilar Blue Operation. Antara lain, Sirkular Energi, Sirkular Kemasan, Sirkular Air, Blue In dan Blue Out,” terangya.
Daerah Aliran Sungai menjadi prioritas dalam kegiatan konservasi. Kasi Konservasi DLH Subang Cece Rahman mengatakan, Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kawasan yang dibatasi titik-titik yang tinggi dan tempat dimana air hujan jatuh dan berkumpul. “Subdas Cipunagara merupakan salah satu Subdas di Kabupaten Subang yang berlokasi di Subang bagian Selatan yang memiliki peran ganda yaitu pengendali banjir dan longsor dan bagian dari area tangkapan air (cathment area) Kabupaten Subang,” katanya.
Dengan luas 20% dari total luas Kabupaten Subang (kurang lebih seluas 41.035ha), diperlukan langkah taktis dan kerjasama multipihak dalam menjaga dan menyelamatkan lingkungan di area ini. “Untuk membantu meresapkan air hujan yang turun dikawasan Subdas diperlukan sumur resapan, lubang resapan biopori, penanaman, dan juga tata kelola sampah yang benar agar tidak terjadi banjir,” kata Cece Rahman.