SUBANG-Masyarakat harus berhati-hati dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kembali mengintai. Kini tercatat sudah ada 11 Kasus Positif DBD di Pamanukan.
Kepala UPTD Puskesmas Pamanukan dr Bahtiar Rivai mengatakan, sebenarnya kasus positif DBD telah ada sejak Mei lalu atau saat terjadinya perubahan cuaca dari musim penghujan ke musim panas.
“Waktu itu ada 3 dari Desa Rancasariyang dinyatakan DBD, 1 diantaranya ada yang meninggal,” kata dr Bahtiar kemarin (9/7) di Puskesmas Pamanukan.
Baca Juga:Komentar Penghinaan Pribumi Picu Kemarahan Warga KarawangCegah Sengketa, Ini Strategi Pemkab Subang untuk Mengamankan Aset Negara
Bahkan saat ini jika ditotal sudah ada 11 Kasus, diantaranya 8 kasus dari Desa Rancasari serta 3 kasus dari Desa Pamanukan Sebrang. Dari kasus yang ada saat ini 3 orang dari Pamanukan Sebrang sudah kembali sehat, 4 orang dari Desa Rancasari juga sudah pulang dari rumah sakit dan sehat, 4 orang masih menjalani perawatan serta 1 meninggal.
“Kita baru mendapat laporan dari 2 desa tersebut, itupun pasien menjalani perawatan di rumah sakit, tidak di Puskesmas. Kami menerima laporan dari bidan desa,” ucapnya.
Sejak munculnya 3 kasus positif di awal Mei atau saat sedang ramainya Covid-19, pihaknya telah mengajukan upaya fogging ke Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. “Hari ini di Desa Rancasari mulai turun penyemprotan fogging, esok atau lusa fogging akan dilanjutkan di Desa Pamanukan Sebrang,” jelasnya.
Meski begitu, dr Bahtiar menyarankan agar upaya pencegahan penyakit DBD dilakukan secara komprehensif melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Kegiatan PSN dilakukan dilingkungan sekitar baik itu di bak mandi, tempat penampungan air atau di area-area genangan air.
“Itu yang paling efektif, sejak jentik muncul harus sudah dibersihkan, kalau untuk fogging bisa efektif untuk membunuh nyamuk dewasa’ tapi jika jentik atau anaknya berkembang biak akan ada lagi, jadi usakan selalu pantau sarang nyamuk itu,” ucap dr Bahtiar.
Harus selalu dan tetap waspada
Ia juga menekankan, kesehatan bukan merupakan tanggung jawab siapapun, namun merupakan tanggung jawab diri sendiri yang harus selalu dijaga. Termasuk meningkatnya kasus DBD, ia mengajak untuk tak menyalahkan siapapun, namun harus dijadikan satu kewaspadaan dalam pencegahan ke depan.