“Kewaspadaan pemeriksaan nyamuk melalui PSN tadi. Tempat penampungan air dicek dimana ada jentik itu dibersihkan. Itu bisa jadi langkah pencegahan paling efektif,” tutupnya.
Sementara itu, dokter umum Rumah Sakit PTPN Subang dr. Mugia Nugraha mengatakan, peralihan musim menjadikan wabah batuk pilek menyerang. Masyarakat harus selalu menjaga kesehatannya, terlebih dengan kondisi saat ini hujan dan panas yang bisa menyerang kekebalan tubuh.
Pasien batuk pilek, dr Mugia mengatakan, mencapai 30 persen yang datang tiap harinya ke RS PTPN. Peralihan musim seperti ini rentan penyakit menyerang tubuh. Dr Mugia menyarankan masyarakat minum vitamin, olahraga teratur dan juga menerapkan pola hidup sehat dan bersih. “Hampir 30 persen pasien yang datang dengan keluhan batuk dan pilek saat ini,” katanya.
Baca Juga:Komentar Penghinaan Pribumi Picu Kemarahan Warga KarawangCegah Sengketa, Ini Strategi Pemkab Subang untuk Mengamankan Aset Negara
Bukan hanya batuk pilek saja, dr Mugia melanjutkan, bahkan ada pasien yang mengeluhkan adanya gejala demam berdarah. “Ini harus diwaspadai, karena di peralihan menuju musim hujan pengembangbiakan nyamuk demam berdarah meningggi,” katanya.
Gejala awal batuk pilek, hampir menyerupai gejala Covid-19. Maka dari itu, protokol kesehatan terus dijalankan walaupun untuk keluhan batuk pileek saja, karena memang yang harus diwaspadai adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). “Hampir mirip juga, makanya protokol kesehatan kita lakukan, walaupun hanya batuk pilek saja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr. Nunung Syuhaeri MARS mengatakan, pihaknya meminta agar masyarakat Subang lebih waspada terhadap peralihan musim. Musim seperti ini, wabah seperti diare, batuk, pilek akan menyerang, termasuk demam berdarah maka dari itu tetap lakukan pola hidup bersih dan sehat. “Tingkatkan kewaspadaan dan jaga kesehatan,” imbuhunya.(ygo/vry)