Lalu, untuk dua kegiatan lain yakni pembebasan lahan untuk pembuatan embung di Desa Rancahilir dengan luas lahan yang dibebaskan mencapai 2,7 hektare serta lahan untuk Tempat Pembuangan Sampah 2 hektare di samping rencana Jalur Lingkar Pamanukan.
“Lahannya milik Pemda karena pembebasannya oleh Pemda saat tahun 2006 itu sekalian,” imbuhnya.
Mengenai progres pembangunan jalan Lingkar Pamanukan itu, H. Amin menyebut, akan memberikan akses bagi aktivitas baik di Pamanukan maupun Legonkulon sebagai alternatif jalur Pondok Bali-Pamanukan yang padat.
Baca Juga:Rencana Jalan Kabupaten Era Eep Hidayat Kandas di Tengah Jalan1 Hektare Ganja di Perkebunan Bukit Unggul Desa Cipanjalu Terungkap
“Iya untuk akses Dari Pamanukan juga Legonkulon, baik untuk kegiatan perekonomian seperti pertanian, perikanan maupun wisata. Nah nanti tembus langsung ke Jalur Pantura samping pos polisi pertigaan Panorama. Nanti mungkin bakal jadi perempatan kalau jalan ini selesai,” jelasnya.
Mengenai pembangunan dari tahun ke tahun, H. Amin menyampaikan yang ia ketahui telah dilaksanakan beberapa kegiatan diantaranya pembangunan pondasi dan jembatan pada tahun 2018-2019, pengarugan hingga membuat TPT. “Untuk yang paling dekat itu jembatan ya, 2018-2019 ini, pengarugan ada dari samping pos polisi hingga jembatan, tapi tahun berapanya saya kurang hafal,” jelas H. Amin.
Pemkab Subang diminta lihat daftar rencana pembangunan
Sementara itu, Mantan Kepala Desa Pamanukan sekaligus aktivis pemekaran Pantura Sudi Hartono meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Subang untuk kembali melihat daftar perencanaan pembangunan. Sebab, selama 14 tahun hingga kini tak ada tindak lanjut pekerjaan merupakan sebuah tanda tanya besar.
“Secara manfaat, jalur ringroad 2 KM ini juga banyak, pertanian sudah jelas, di Legonkulon banyak juga usaha perikanan dan tambak juga wisata, kalau mengangku lewat Pamanukan Kota sekarang sudah semakin ramai,” jelas Sudi.
Setiap tahunnya, pembangunan Jalur Lingkar Pamanukan ini menurutnya seperti tak masuk prioritas pembangunan. Ia juga menyinggung aspek pemeretaan pembangunan terkait pembangunan jalan tersebut. “Bukan sentiment, tapi saat di Selatan begitu mudahnya membangun jalan baru. Di sini lahannya sudah ada, sudah tinggal membangun, tapi selama 14 tahun ini silahkan cek sendiri, tidak ada kejelasan,” ucapnya.
Dalam pantauan Pasundan Ekspres dilapangan, dari pertigaan Panorama Pamanukan mulai masih berupa tanah merah dan telah terbangun jembatan. Hanya, setelah jembatan, lahan untuk jalan tersebut masih berupa persawahan yang masih digarap oleh warga karena belum dilakukan pengarugan, Pengarugan sendiri terpntau hanya dilaksanakan dari muka jalan Pantura hingga 200-300 meter sampai ke jembatan.