Istimewanya, Kang Ipin mengaku tak pernah mengikuti pelatihan apapun untuk dapat membuat Miniatur Kapal Pinisi atau pun kerajinan lainnya. “Saya nggak belajar dari siapapun. Semua ini karena belajar sendiri alias otodidak,” ucapnya.
Hebatnya lagi, berkat karyanya itu Kang Ipin sempat menyabet sejumlah penghargaan. Di antaranya, juara satu dari Dekranasda Jabar kategori wood (kayu). Lalu, penghargaan dari Unisko terkait pameran di JCC juara 3 tingkat nasional.
Yang tak kalah menarik, dirinya mengaku sempat nyaris mengalami gulung tikar alias bangkrut saat menekuni profesinya itu. “Pada tahun keempat sempat hampir bangkrut. Namun, Alhamdulillah berhasil bangkit berkat dukungan keluarga, dan hingga saat ini bertahan dan mampu memiliki nama di Purwakarta bahkan luar Purwakarta,” ucapnya.
Baca Juga:Aliansi Ormas Demo di Gedung DPRD Bandung Barat, Tolak RUU HIP dan Omnibus LawInvestor Wajib Perhatikan Lingkungan, Amdal Jadi Syarat Tempuh IMB
Meski begitu, Kang Ipin memiliki kekhawatiran dengan tak adanya generasi yang dapat menggantikannya kelak. Pasalnya, ketiga anak Kang Ipin semuanya perempuan dan tak ada yang tertarik menekuni pembuatan Miniatur Kapal Pinisi.
“Saya khawatir sekarang itu gak ada penerus saya. Anak-anak saya semua perempuan dan gak ada yang menekuni bidang ini, karena anak sulung lebih ke bidang kelautan kuliahnya. Sedangkan anak kedua SMK lebih suka pada seni lukis, dan ketiga masih SD kelas 3,” ujarnya.(add/ysp)