“Retur itu 0,0 sekian (0, 12) persen, tahap pertama 3,5 persen sedangkan DTKS 2,5 persen retur-nya. Adapun retur karena alamat tidak lengkap, meski sudah di-cleansing. Tapi lainnya pada tahap dua ini lebih baik dan lebih bagus dari tahap pertama,” paparnya.
Lebih lanjut, Arifin mengungkapkan, melesetnya capaian target penyaluran bansos juga disebabkan adanya kabupaten/kota yang mengajukan penundaan, seperti Kabupaten Subang yang baru 17 persen penyerapannya karena baru mulai disalurkan Jumat 17 Juli 2020 lalu.
“Tidak hanya Subang, Kabupaten Sukabumi pun sempat menunda penyaluran, sehingga serapannya baru sekitar 48 persen,” ungkapnya.
Baca Juga:Masuk Fase ketiga, Uji Vaksin Covid-19 Sinovac Tunggu Izin Komite EtikElektabilitas Emil Kian Melejit
Selain persoalan bansos, kini Pemprov juga terus berupaya agar angka korona dapat terkendali. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, penambahan kasus positif korona Jabar sudah dapat dipahami setelah terjadi lonjakan dari klaster institusi pendidikan kenegaraan.
“Kasus di Jabar sudah kembali ke pola yang kami pahami. Baru-baru ini terlaporkan kasus positif bertambah 27. Itu rekor terendah selama enam minggu terakhir setelah dilakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” kata Emil –sapaan Ridwan Kamil.
Emil melaporkan, semua pasien positif Covid-19 pada klaster institusi pendidikan kenegaraan di Kota Cimahi sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan, 468 dari 1.308 pasien positif pada klaster institusi pendidikan kenegaraan Kota Bandung sudah dinyatakan sembuh.
“Ada 400-an itu sudah sembuh (pada klaster institusi pendidikan kenegaraan di Kota Bandung). Ini menunjukkan, prediksi kami bahwa OTG-OTG (Orang Tanpa Gejala) di institusi kenegaraan cenderung semuanya membaik dan sehat,” ucapnya.
Dalam rapat mingguan, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, angka reproduksi kasus Covid-19 terhadap waktu (Rt) Covid-19 per 16 Juli 2020 berada di angka 0,75.
Selain itu, Setiawan melaporkan, Jabar berada di peringkat 25 secara nasional untuk indeks kasus terkonfirmasi positif dihitung dari populasi. “Setiap 1 juta populasi penduduk Jawa Barat terdapat kurang lebih 111 kasus positif Covid-19,” kata Setiawan.
Setiawan menyatakan, tingkat keterisian ruang perawatan Covid-19 di rumah sakit rujukan terus berkurang. “Dari 11 Juli 2020 asalnya 29,38 persen dan 18 Juli 2020 menjadi 27,35 persen. Sedangkan di IGD dan ICU juga relatif rendah yaitu IGD hanya 4,3 persen dari ketersediaan 437 dan ICU terisi hanya 15,7 persen dari ketersediaan 241,” katanya. (rls)