SUBANG-Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Subang menyebut ada 70 investor yang akan membangun pabrik di Subang dalam waktu dekat ini. Keberadaan pabrik tersebut diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal.
Ketua Apindo Subang periode 2020-2025, Asep Rochman Dimyati mengatakan, Kabupaten Subang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak investor untuk menjalankan usaha. Keberadaan Pelabuhan Patimban menjadi faktor banyaknya investor yang akan membangun pabrik di Subang.
“Kabupaten Subang memang sangat seksi, bahkan sangking seksinya akan ada 70 investor yang siap membangun pabrik di Kabupaten Subang dalam waktu dekat,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Bupati Berharap Besar kepada Pendidik untuk Bentuk Generasi Unggul dan MandiriSe’er Bakal Disulap jadi Masjid, FPI dan FMK Udunan Cari Donatur
Asep mengaku mendengar kabar, bahwa untuk masuk kerja harus ada uang terlebih dahulu. Dia menegaskan, pihak pengusaha tidak pernah melakukan hal tersebut kepada calon pekerja.
“Para pengusaha tidak pernah sekalipun meminta uang kepada para calon pekerjanya, adapun jika ada yang seperti itu pastinya karena ada oknum – oknum yang bermain,” ujarnya.
Untuk menghilangkan praktik masuk kerja harus ada uang, Apindo akan menggandeng Satgas Saber Pungli.
Stop minta uang kepada pekerja
“Saya minta kepada para oknum stop meminta uang kepada para calon pekerja. Jangan karena ada dana lantas bisa bekerja, dari pengusaha sendiri tidak pernah meminta dana. Untuk tim Satgas Saber pungli harus begerak untuk meminimalsir hal ini,” katanya.
Di sisi lain, saat ini Asep yang terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Apindo Subang, sedang mencari formulasi agar para penganguran di Kabupaten Subang bisa bekerja. Khususnya laki-laki yang saat ini menganggur akan menjadi perhatian agar bisa segera bekerja.
“Kami sedang memikirkan bagaimana caranya mereka bisa bekerja di wilayah sendiri sehingga tidak perlu keluar daerah terutama laki laki,” ujarnya.
Sementara itu, Asep mengakui saat ini banyak pabrik di Subang yang kesulitan akibat pandemi Covid-19. Omset perusahaan jelas mengalami penurunan karena tidak ada pembeli.
“Dari 107 pabrik yang ada di Kabupaten Subang tercatat ada 4 pabrik yang terpaksa gulung tikar,” katanya.