“Jadi BUMD ini harus menjadi pemain utama di semua lini pertanian. Dan tidak melulu sebagai hulunya, tapi juga sebagai hilirnya. Artinya, agresif dalam menjalin kerjasama dalam bisnis perkebunan, punya sistem matang di bidang digital commerce-nya,” kata dia.
Kemudian di bidang infrastruktur, BUMD Jasa Sarana dan anak perusahaannya harus menjadi mitra utama dalam invetasi di bidang infrastruktur. Atau misalkan PT Jaswita, yang seolah hanya jadi broker atau menyewakan properti, harus bisa mengambil peran sebagai pelaku properti secara profesional.
“Jadi harus jemput bola zaman recoveri ekonomi ini. Harus bisa mengkonversi peluang. Saya minta bahan presentasi analisa peluang usaha. Saya ksih waktu tujuh hari sampai 14 hari. Yang baru membukukan laba, selain BJB dan BPR, ada Jaswita dan Migas Hulu. Selain itu masih masih merugi,” kata dia.
Kang Emil juga juga mengingatkan kepada masyarakat dan pelaku yang terlibat dalam sektor ekonomi untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19. (rls)