Wahyu Nurul Ramadhani
Mahasiswi semester 4 Fakultas Geografi UMS
Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Kematian bayi diukur sebagai tingkat kematian bayi, yang merupakan jumlah kematian anak di bawah satu tahun per 1000 kelahiran. Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi. Berdasarkan data UNICEF, angka kematian bayi di dunia mencapai lebih 10 juta kematian.
Dari 10 juta kematian bayi, hampir 90 % kematian bayi terjadi di negara-negara berkembang. Bayi yang lahir di negara-negara termiskin di dunia, kebanyakan di Afrika, menghadapi risiko kematian “mengkhawatirkan” yang bisa 50 kali lebih tinggi dari di negara-negara terkaya pada tahun 2019 kematian bayi di Afrika berkisar anntara 27-40 kematian bayi per 1000. Perbedaan antara negara miskin dan kaya sangat mencolok.
Seorang bayi yang lahir di Afrika negara dengan tingkat kematian terburuk pada bayi yang baru lahir. menghadapi satu dari dua kemungkinan kematian, sementara bayi yang baru lahir di Jepang hanya memiliki resiko kematian 2 sampai 11 per 1000.
Baca Juga:HIV/AIDS, Virus dengan Tingkat Kematian yang Cukup Tinggi, Bagaimana Dampaknya Terhadap Penduduk Dunia?Anggaran Pemekaran Rp100 Juta Dilahap Covid-19
Penyebab kematian bayi khususnya di negara miskin antara lain tidak meratanya fasilitas kesehatan bahkan bantuan dari pemerintah, perempuan hamil lebih kecil kemungkinannya untuk menerima bantuan, karena kemiskinan, konflik atau institusi yang lemah.
Kekurangan tenaga kesehatan yang terlatih dengan baik juga bidan merupakan masalah utama di negara-negara miskin. Sementara negara kaya seperti Norwegia memiliki 18 dokter, perawat dan bidan untuk setiap 10.000 orang, Somalia yang miskin hanya memiliki satu orang. Masalah pendidikan juga menentukan.
Bayi yang lahir dari ibu yang tidak memiliki pendidikan menghadapi hampir dua kali lipat resiko kematian dini daripada ibu yang memiliki setidaknya pendidikan menengah. Negara dengan tingkat kematian bayi terendah setelah Jepang, sebagian besar adalah negara kaya dengan sistem pendidikan dan perawatan kesehatan yang baik.
Strategi dan usaha untuk mendukung upaya penurunan kematian bayi dan balita antara lain adalah meningkatkan kebersihan (hygiene) dan sanitasi di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui penyediaan air bersih, meningkatkan perilaku hidup sehat, serta kepedulian terhadap kelangsungan dan perkembangan dini anak; pemberantasan penyakit menular, meningkatkan cakupan imunisasi dan, meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, menanggulangi gizi buruk, kurang energi kronik dan anemi, serta promosi pemberian ASI ekslusif dan pemantauan pertumbuhan. pemerintah telah meluncurkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) bidang kesehatan, antara lain dengan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan gratis bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi untuk keluarga miskin, serta bantuan pembangunan sarana kesehatan.