Oleh: Yuni Puspitasari
Mahasiswi semester 4 Fakultas Geografi UMS
Perkotaan menjadi wilayah yang paling banyak di tinggali manusia, hal ini dikarenakan pada daerah perkotaan banyak terdapat sector industry, dan pada daerah ini pula kegiatan ekonomi dan pemerintahan berlangsung. Pada umumnya, faktor ekonomi memegang peranan penting dalam terjadinya mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk dilakukan dengan pertimbangan rasional untuk meningkatkan kondisi ekonomi, didasari oleh faktor pendorong di daerah asal dan faktor penarik di daerah tujuan mobilitas.
Perbedaan pendapatan di wilayah perdesaan dan perkotaan pada umumnya, merupakan faktor dominan yang menyebabkan penduduk desa melakukan mobilitas ke perkotaan (Gilbert & Giggler 1996). Beberapa penelitian, seperti dikutip Hendrizal (2004) menemukan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan migran di perkotaan walau pekerjaan kasar dan dianggap rendah sekali pun tetap dapat memberikan penghasilan yang lebih baik dibandingkan penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan-pekerjaan di desa. Pemulung dan penyemir sepatu, contohnya, bisa mendapatkan penghasilan dua sampai tiga kali lebih besar daripada penghasilan mereka sebagai buruh tani di desa. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya jumlah yang tinggal di daerah perkotaan.
Tujuan migrasi untuk mencari pekerjaan di kota tidak hanya ditemui pada mereka yang sudah menikah, terjadi juga di kalangan penduduk usia muda, misalnya dalam kelompok umur 15 – 24 tahun. Anak-anak muda perdesaan melakukan migrasi ke daerah perkotaan dengan harapan dapat keluar dari jerat kemiskinan yang memerangkap orang tua mereka (UNFPA 2007b). Banyaknya pilihan pekerjaan yang tersedia di wilayah perkotaan memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan dengan upah yang (jauh) lebih besar dibanding upah kerja di desa.
Baca Juga:Zina Tumbuh Subur dalam Sistem KapitalisWakil Ketua DPRD Purwakarta Positif Covid-19, Puluhan Anggota Dewan dan Staf Sekwan Harus Diisolasi
Analisis dari data internasional indicator menunjukkan bahwa persen hidup di wilayah perkotaan tahun 2019 sebesar 54%, berarti kebanyakan masunia tinggal di daerah perkotaan, dan sisanya di daerah pinggiran, dan pedesaan. Berikut merupakan peta persebaran jumlah banyaknya yang tinggal di perkotaan dari World Population Data Sheet.
Dalam lingkup yang lebih luas, yaitu berbagai negara di Asia Pasifik, perpindahan penduduk dari desa ke kota lebih disebabkan karena kegiatan ekonomi negara-negara tersebut terpusat pada sektor industri dan jasa di daerah perkotaan (Ginanjar 2008). Pemusatan pembangunan di daerah perkotaan tidak hanya ditemukan pada aktifitas ekonomi, melainkan juga di sektor infrastruktur serta sarana dan fasilitas sosial.