Lambatnya pertumbuhan ekonomi ditengah COVID-19 ditandai dengan kondisi lingkungan eksternal dan melemahnya permintaan dalam negeri serta menurunnya sentimen bisnis dan konsumen. Kondisi sektor industri yang juga mengalami kerugian, terutama bagi perusahaan atau industri yang berbasis ekspor impor karena kekurangan pasokan.
Sementara pada aspek kegiatan beribadah masyarakat juga mengalami gangguan. Masyarakat dihimbau berdiam diri dirumah, menghindari tempat keramain bahkan pelaksanaan ibadah di tempat ibadah. Seperti halnya dilarangnya sholat jum’at dan sholat berjamaah di masjid, hingga pelaksanaan ibadah sholat taraweh di bulan ramadhan ini dianjurkan dilaksanakan dirumah. Hal yang sama juga terjadi pada umat agama lain yang mengalami hambatan dalam beribadah.
Pada dampak COVID-19 pada persoalan kesejahteraan sosial masyarakat yang terkait dengan kesehatan, kondisi ekonomi rumah tangga, rasa aman, dan nyaman, serta kualitas hidup masyarakat yang baik. Hal ini penting untuk memastikan masyarakat yang sedang dihadapkan pada pandemi COVID-19 dapat tetap memenuhi kebutuhan dasarnya menjalankan fungsi sosialnya.
Baca Juga:Semprot Para Petinggi BUMD, Emil Minta Buat Rancangan Kerja Dalam 14 HariJelang Musim Tanam, Petani Compreng Berburu Tikus
Pemerintah perlu selain berfokus utama penanganan pandemi COVID-19, juga tidak mengabaikan kondisi kesejahteraan masyarakat dimasa pandemi COVID-19 ini. Jika kesejahteraan masyarakat diabaikan, dikhawatirkan akan memicu kerentanan sosial yang besar di masyakarat. Kondisi inilah yang akhir-akhir ini ditakutkan terjadi di masyarakat akibat pandemi COVID-19.
Saat ini yang mulai tampak adalah pandemi COVID-19 mengancam segala aspek kehidupan masyarakat, seperti sosial, ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Mulai munculnya kondisi kerentanan sosial (social vulnerability) yang terjadi pada masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 menyebabkan posisi ketahanan masyarakat (community resilience) mengalami shock.
Ketahanan masyarakat ini berkaitan dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang tersedia dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya. Tetapi di sisi lain kondisi yang terjadi saat ini menjadikan ketahanan masyarakat mengalami kerentanan sosial yang berdampak pada produktivitas menurun, mata pencarian terganggu, dan munculnya gangguan kepanikan sosial di masyarakat.
Penolakan masyarakat terhadap jenazah COVID-19 diberbagai daerah, penolakan masyarakat wilayahnya dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19 serta yang terbaru penolakan masyarakat terhadap tenaga medis yang pulang kerumahnya adalah sebagai akibat gangguan kepanikan di masyarakat. Terkesan berlebihan tetapi kondisi ini terjadi karena community resilience mengalami gangguan.