Oleh: Dahlan Iskan
Hari Minggu kemarin beliau meninggal dunia. Hari Minggu kemarin beliau dimakamkan. Senin pagi keesokan harinya saya baru tahu kalau Pendeta Leonard Limato meninggal dunia.
Saya pun langsung mengirim pesan ucapan duka ke nomor ponsel beliau: entah siapa yang membacanya. Saya sampaikan juga kesan saya yang mendalam setelah berdiskusi panjang dengan beliau belum lama ini.
Setelah diskusi itu beliau masih mengirim WA. Untuk melanjutkan diskusi yang belum selesai. Beliau juga minta agar foto-foto saat kami berdiskusi itu dikirim ke beliau.
Baca Juga:Online Shop, Media Jual Beli Online di Tengah Pandemi Covid-19 untuk Mengurangi PengangguranTingginya Angka Kematian Covid-19 di Jatim dan Bagaimana Perubahan Penduduknya?
Diskusi saya hari itu lebih banyak membicarakan kemungkinan Gereja Bethany bisa rukun kembali. “Saya lillahi ta’ala saya siap menyelesaikannya,” ujar Pendeta Leonard hari itu.
Waktu pertemuan itu berlangsung wabah Covid-19 sudah menakutkan. Kami pun sepakat bertemu di tengah: di Surabaya Town Square (Sutos). Saya tidak mengira kalau mal Sutos sudah ditutup total. Padahal kami berjanji untuk bertemu di situ. Saya akan pinjam ruang rapat kantor Persebaya. Atau di Wdnsdy cafe (baca: Wednesday) yang bersebelahan dengan toko sepeda Wdnsdy.
Saya minta maaf kepada Pendeta Leonard atas situasi serba tutup itu. Saya pun menawarkan untuk duduk saja di kursi yang ada di depan teras kafe Wdnsdy. Pendeta Leonard ditemani istrinya. Semula sang istri mencari-cari tempat menyendiri. Tapi saya menawarinyi untuk gabung saja di satu meja.
Dengan sikap ‘lillahi ta’ ala’ Pendeta Leonard itu saya pun optimistis Bethany akan rukun kembali. Pendeta Leonard-lah tokoh sentral di perpecahan Gereja Bethany itu. Pendeta Leonard memang salah satu pendiri Bethany. Ia aktivis gereja sejak masih mahasiswa. Yakni sejak masih di gereja Sulung Surabaya.
Dari Sulung ini Leonard mendirikan Gereja Bethany di Jalan Manyar Surabaya. Gereja ini berkembang pesat sampai akhirnya memenuhi syarat untuk mendirikan Sinode sendiri: Sinode Bethany Indonesia.
Tokoh lain di Bethany adalah Pendeta Abraham Alex Tanuseputra. Yang kalau berkhutbah punya daya tarik yang luar biasa. Tahun 2000 Pendeta Alex minta agar Leonard menjadi sekretaris pribadinya. Dari sinilah Leonard punya hubungan yang panjang dengan Alex. Termasuk hubungan gugat-menggugat.