“Harusnya sebelum ada covid-19 adalah 18 juta (wisman) dulu. Sekarang tahun ini sekitar 2,8-4 juta wisatawan. Begitu juga wisatawan domestik yang diperkirakan 310 juta hanya akan ada terjadi 140 juta,” ujarnya.
Menurut Hari, yang terpenting untuk mendorong kembali sektor pariwisata saat ini adalah menggenjot sebanyak-banyaknya pengeluaran masyarakat ke destinasi pariwisata. Jika jumlah kunjungan masih minim, maka pemerintah perlu untuk menghubungkan jasa pariwisata dalam membelanjakan anggarannya.
“Salah satunya kita mulai dari kegiatan pemerintah dilakukan di hotel dan restoran. Minimal seluruh kementerian di bawah Kemenko Maritim dan Investasi kita sudah sepakat dan komit untuk melakukan kegiatan di hotel sehingga bisa menggerakkan ekonomi khususnya sektor pariwisata,” pungkasnya.
Baca Juga:BERPRESTASI DI MASA PANDEMIPenyelewengan Dana Bansos Lukai Hati Warga
Seperti diketahui Bali akan kembali membuka sektor pariwisata bagi turis asing pada 11 September 2020. Pembukaan kembali sektor pariwisata akan diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat demi menekan potensi penularan virus corona.
Sebelum membuka pintu untuk wisatawan asing, sejak 31 Juli 2020, Pulau Dewata juga telah dibuka untuk turis domestik dengan harapan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) bisa segera pulih secara perlahan usai terpuruk akibat pandemi virus corona. (der/fin/ded)