KARAWANG-Kembali tercemar limbah perusahaan dan menghitam pekat. Aktivis Lingkungan Hidup Karawang Oo Surachman mengatakan, permasalahan pencemaran sungai Cilamaya dan Bendungan Barugbug sudah terjadi selama hampir 18 tahun dan paling parah terjadi sejak 2004. Setiap musim kemarau dipastikan air sungai akan berubah warna menjadi hitam pekat dan bau menyengat.
“Hampir 18 tahun warga yang berada di bantaran sungai Cilamaya merasakan bau menyengat,” kata Kang Oo, panggilan akrab Oo Surachman, Minggu (10/8).
Masalah ini sudah muncul sejak puluhan tahun lalu, dan paling parah sejak tahun 2004. Setiap tahun , pihaknya selalu menyurati Dinas LHK Karawang, untuk menangani kasus pencemaran air sungai yang diduga dibuang perusahaan yang berada di wilayah hulu sungai seperti Kabupaten Purwakarta dan Subang.
Baca Juga:Bayi Aula Penderita Atresia Bilier Butuh Uluran TanganPatimban Sudah Bisa Ekspor Kendaraan, Jadi Pelabuhan Tercanggih di Indonesia
“Masalah pencemaran air sungai Cilamaya selalu melaporkan ke dinas terkait,” tandasnya.
Kasus pencemaran sungai dan Bendungan Barugbug di wilayah Jatisari, Karawang, tersebut sering dikeluhkan masyarakat setempat. Khususnya setiap musim kemarau. “Bendungan Barugbug merupakan bendungan yang menampung dari dua sungai yaitu sungai Cilamaya dan Ciherang,” katanya.
Sebetulnya, kasus pencemaran sudah dilaporkan ke Provinsi Jawa Barat, meminta penanganan pencemaran tersebut, namun tidak pernah ada solusi kongkrit dalam mengurangi dampak pencemaran limbah tersebut.
“Seharusnya sudah ada solusi dampak pencemaran ini namun hingga kini tetap saja seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutupnya.(ddy/vry)