Tak Ada Upaya Bantu Mendorong
SUBANG-Jalan merupakan properti utama untuk memastikan perlintasan seseorang, baik menggunakan kendaraan maupun tidak. Terlebih pada tempat yang didorong untuk dijadikan kawasan wisata, seperti Bukit Jambu Kristal di Tanjungsiang.
Kawasan ini memiliki potensi yang bagus untuk kawasan wisata, bahkan menjadi program unggulan dari Bupati dan Wakil Bupati Subang melalui Subang Jawara Wisata. Hanya saja jalan menuju ke sana sangat buruk, jalanan didominasi tanah merah yang terjal dan licin saat musim penghujan.
Tahun lalu, Desa Tanjungsiang juga ditetapkan sebagai desa wisata embrio di Lapang pabrik teh CTC Cupunagara Kecamatan Cisalak oleh Bupati. Selain Tanjungsiang, 14 desa lainnya yaitu Desa Cibeusi, Cibuluh, Cirangkong, Cisaat, Wangunharja/Sanca dan Bunihayu sebagai desa wisata berkembang, sedangkan desa Cupunagara, Pasanggrahan, Kasomalang Kulon, Buniara, Kawungluwuk, Cisalak, Cimanggu, Sukakerti, termasuk Tanjungsiang di dalamnya sebagai desa wisata embrio.
Baca Juga:Libatkan DLH Tangani Sampah di PusakajayaPemerintah Desa Lengkong Jaya Gelar Padat Karya Tunai
Namun Disparpora Subang dinilai lambat dalam kinerja untuk mengembangkan desa wisata tersebut. Hal itu diungkapkan Gunadi (32) Warga Tanjungsiang menjelaskan pendapatnya terhadap penilaian Disparpora Subang sebagai dinas yang menangani sektor wisata.
Menurutnya Disparpora selama ini hanya mengandalkan desa saja, untuk mengembangkan desa wisata, tidak ada upaya untuk membantu mendorong.
“Kelihatannya memang nyaris tidak pernah ada intervensi dari Disparpora untuk pengembangan kawasan wisata ini, giliran nanti ada launching atau seremonial, baru tampil. Sebelumnya ya acuh saja, hanya desa yang kerja sendiri dan mandiri,” ungkapnya saat dimintain tanggapan terkait buruknya akses jalan menuju bukit jambu kristal di Tanjungsiang, Selasa (18/8).
Disparpora minimal punya andil untuk mendorong segera dibuatkan jalan
Sekalipun memang nantinya kawasan itu akan dikelola oleh desa misalnya, idealnya menurut Gunadi, Disparpora minimal punya andil untuk mendorong segera dibuatkan jalan yang bagus misalnnya. “Kan harusnya gitu, jangan pandemi covid dijadikan alesan,” tambahnya.
Pengelola Bukit Jambu Kristal, Edeng Ganda Sukmana mengakui jika buruknya jalan menuju ke bukit jambu kristal selalu menjadi bahan pengunjung untuk komplen pada dirinya, adapun jalan sekarang yang digunakan untuk akses kesana, hingga bisa dilewati oleh kendaraan roda empat adalah hasil dirinya sendiri, selama dua tahun membuka jalan, dan lahan parkir. “Ya memang begitu adanya, jalan yang buruk selalu mendapat komplen dari pengunjung,” ungkapnya.