Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bandung Barat menilai, ditundanya KBM tatap muka merupakan langkah tepat, jangan sampai orangtua ketakutan anaknya jadi korban terpapar virus. Terlebih, sejumlah guru di sekolah belum dilakukan swab test. “Walaupun belum tahu sampai mana kesiapan sekolahnya, kami yakin para guru juga ada yang setuju dengan penundaan KBM yang rencananya dimulai hari ini. Mereka juga enggak mau mengambil risiko dengan para anak didiknya,” kata Ketua KPAI Bandung Barat, Dian Dermawan.
Pihak terkait diminta segera mengumumkan keputusan membuka sekolah pada tahun ajaran baru. Hal ini agar pihak sekolah maupun orangtua bisa mempersiapkan segala sesuatunya, salah satunya protokol kesehatan. “Kami yakin pihak sekolah juga sudah menyiapkan skenario penerapan protokol seperti menata ruang antar siswa, wajib masker, dan lain sebagainya. Intinya, kebijakan membuka kembali KBM di sekolah jangan tergesa-gesa, harus ada persiapan matang, jika semuanya sudah dilaksanakan, saya yakin orangtua juga akan merasa tenang,” jelasnya.
Pemkab Masih Pertimbangkan
Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana masih mempertimbangkan soal sekolah tatap muka. Pertimbangannya kasus Covid-19 secara fluktuatif terus naik.
Cellica mengaku belum bisa memastikan kapan kegiatan belajar mengajar tatap muka (KBM) bagi SMP dan SD di Karawang dilakukan.
Baca Juga:Target Perda RDTR Selesai Bulan IniKadishub: Juru Parkir Ilegal Bocorkan PAD
“Masih kita rapatin ya, dan kita mengikuti Kementerian Pendidikan juga, mana daerah-daerah yang diperbolehkan sementara. Jadi gak tiap hari,” kata Cellica ditemui usai upacara Hari Kemerdekaan RI di Plaza Kantor Pemkab Karawang, Senin (17/8).
Cellica mengaku tak mau gegabah soal KBM. Ia tak mau kejadian di wilayah lain soal melonjaknya kasus Covid-19 setelah KBM dilakukan terjadi di Karawang.
Menurutnya, tak mudah mendisiplinkan anak didik soal penerapan protokol kesehatan. Misalnya memakai masker. Ia juga menyebut KBM juga selayaknya diutamakan bagi siswa kelas dari kelas besar yang sudah mampu mengerti penerapan kedisiplinan.
Cellica menyebut wilayah perkotaan menjadi pertimbangan sendiri. Meski begitu tetap melihat zona Covid-19 demi keamanan bersama. “Di perkotaan kita pending sebentar karena ada zona-zona yang menghawatirkan. Tapi kita belum bisa pastikan kapan-kapannya (sekolah tatap muka,” ujarnya.